12 Kali Tawuran Warnai Sepekan Ramadan di Makassar

Sejumlah mahasiswa saling serang saat terjadi tawuran di Kampus Universitas Negeri Makassar (UNM) Parangtambung Makassar, Senin (18/6). Tawuran yang melibatkan mahasiswa Fakultas Teknik dan Fakultas Seni tersebut mengakibatkan sejumlah mahasiswa luka-luka, 8 unit motor hangus terbakar dan rusaknya sejumlah ruang perkuliahan. TEMPO/Hariandi Hafid
Sejumlah mahasiswa saling serang saat terjadi tawuran di Kampus Universitas Negeri Makassar (UNM) Parangtambung Makassar, Senin (18/6). Tawuran yang melibatkan mahasiswa Fakultas Teknik dan Fakultas Seni tersebut mengakibatkan sejumlah mahasiswa luka-luka, 8 unit motor hangus terbakar dan rusaknya sejumlah ruang perkuliahan. TEMPO/Hariandi Hafid

TEMPO.CO , Makassar:Perkelahian kelompok alias tawuran terus terjadi selama Ramadan. Bukannya khususnya beribadah, segelintir kelompok pemuda di Makassar malah sibuk tawuran. Berdasarkan data Kepolisian Resort Kota Besar (Polrestabes) Makassar, setidaknya terjadi 12 kali tawuran di pelbagai titik di Kota Daeng. Tindakan anarkistis itu mewarnai sepekan Ramadan di Makassar.

"Berdasarkan data yang kami kumpulkan, sudah terjadi 12 kali tawuran selama Ramadan ini. Itu dimulai dari 19-23 Juni," kata Kepala Sub Bagian Humas Polrestabes Makassar, Komisaris Andi Husnaeni, Rabu, 24 Juni 2015. Aksi saling serang kelompok pemuda itu kerap terjadi usai Salat Tarawih dan menjelang atau setelah Salat Subuh.

Husnaeni menjelaskan lokasi paling rawan tawuran yakni di Jalan Pelita Raya. "Di situ sudah tiga kali bentrok," ucapnya. Selebihnya, terjadi di sembilan lokasi berbeda. Di antaranya, Jalan Harimau, Jalan Bulusaraung, Jalan Kakaktua, Jalan Banta-bantaeng, Kompleks Puri Taman Sari, Jalan Cendrawasih, Jalan Rajawali dan Kompleks BTN Minasa Upa.

Sepanjang rentetan bentrokan itu, Husnaeni mengatakan pihaknya mengamankan sekitar 34 orang dan 12 unit sepeda motor. Kebanyakan pelakunya merupakan remaja, bahkan anak di bawah umur yang berstatus pelajar. Husnaeni mengaku prihatin, apalagi mereka terlibat tawuran hanya karena persoalan-persoalan sepele.

"Selama ini, pemicu tawuran cuma masalah sepele. Misalnya, saling mengejek atau cuma karena ditegur sehingga terjadi ketersinggungan," ujar Husnaeni. Beruntung, kata dia, pihaknya selalu berhasil membubarkan perang kelompok sehingga tidak sampai jatuh korban jiwa. "Sampai kini, tak ada korban menonjol," tuturnya.

Kepala Bagian Operasional Polrestabes Makassar, Ajun Komisaris Besar Abdul Azis, mengatakan pihaknya membentuk satuan petugas khusus Ramadan untuk mengantisipasi dan menindak pelaku tawuran dan aksi balap liar. Ia menegaskan aksi demikian mesti ditindak karena mengganggu kamtibmas, khususnya umat muslim menunaikan ibadah.

TRI YARI KURNIAWAN