Songkok Awing, Songkok Beludru Ringan Asal Gresik

Pengrajin memperlihatkan seri Soga atau Songkok Gaul bergambar tokoh kartun seperti Spongebon Squarepants, Naruto, dan mobil balap Tamiya. Soga merupakan seri khusus anak-anak produksi Songkok Awing di Gresik, Jawa Timur. Tempo/Artika Farmita
Pengrajin memperlihatkan seri Soga atau Songkok Gaul bergambar tokoh kartun seperti Spongebon Squarepants, Naruto, dan mobil balap Tamiya. Soga merupakan seri khusus anak-anak produksi Songkok Awing di Gresik, Jawa Timur. Tempo/Artika Farmita

TEMPO.CO , Gresik: Bulan Ramadan memberi berkah tak hanya kepada industri makanan. Sejak tiga bulan menjelang puasa hingga Lebaran nanti, produsen songkok turut menangguk pesanan yang berlipat.

“Empat bulan sampai Lebaran nanti, pesanan sudah membeludak sampai 30 persen,” kata Kepala Produksi Songkok Awing H. Suraji saat ditemui Tempo, Selasa 23 Juni 2015.

Songkok Awing merupakan industri rumahan songkok tersohor yang terletak di Kelurahan Blandongan Kecamatan Kota Gresik, Jawa Timur. Suraji menyebutkan, pada bulan-bulan biasa, perusahaannya memproduksi rata-rata 20 ribu buah songkok per bulan. Khusus menjelang Ramadan, produksi bisa mencapai 30 ribu buah. “Karyawan kami lembur sampai waktu Imsak demi memenuhi pemesanan,” ujarnya.

Sejak abad ke-16 ketika Gresik menjadi kota bandar paling ramai di Jawa, industri rumahan peralatan ibadah menjamur di sana. Sebut saja songkok, sarung, pakaian muslimah, bahkan batik sempat tenar di Gresik. Namun, songkok Awing bukan produsen songkok tertua, “Tapi kami yang pertama membuat songkok tanpa kertas,” kata Suraji.

Songkok Awing didirikan sejak 1986 oleh H. Anwar Ilyas dengan mengkoordinasi beberapa perajin songkok yang ada di Blandongan. Bersama salah satu orang kepercayaannya, Abed Hakim atau biasa dipanggil Awing, mereka membuat inovasi songkok tanpa kertas. “Dulu bagian dalam songkok menggunakan kertas karton. Selain tidak tahan lama, songkok cenderung panas,” kata Suraji.

Melihat kelemahan-kelemahan itu, Songkok Awing beralih menggunakan bahan kain yang kaku dan keras sebagai pengganti kertas. Kain-kain itu diimpor dari Jepang, sedangkan bagian luar yang berbahan kain beludru lokal mapun impor dari Korea Selatan dan Amerika Serikat. “Harganya memang lebih mahal, tapi kami mengutamakan kualitas.”