Berbuka di Kafe Gaul, Menikmati Tausiah Ustad

Ilustrasi Buka Puasa. Jefri Tarigan/Getty Images
Ilustrasi Buka Puasa. Jefri Tarigan/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Pengujung Kafe di ujung areal persawahan ini tak hanya menikmati kuliner dan iringan musik, setiap akhir pekan pada bulan Ramadan ini pengunjung bisa menikmati kuliah tujuh menit (kultum) dari ustad.

Warung yang dikenal Tritisan Coffee n Tea Kafe di ujung jalan Kampung Sambungan Lor, Desa Sambongsari, Kecamatan Weleri, Kabupaten Kendal, itu selalu ramai oleh pengunjung. Mereka sering datang saat senja yang tak hanya cocok untuk menikmati sajian kuliner, tapi untuk menikmati matahari tenggelam dari tepi area persawahan.

Tritisan Coffee n Tea yang telah dibuka awal 2015 itu sebelumnya identik dengan sajian musik band. Tak heran rata-rata pengunjung anak muda, tapi oleh Khafid Sirotuddin, sang pemilik kafe, selama Ramadan ini ia sengaja menghadirkan ustad untuk mengisi kultum pada dua hari akhir pekan.

“Setiap Sabtu dan Ahad kami hadirkan ustad untuk mengisi kultum,“ kata Khafid Sirotuddin, kepada Tempo.

Kultum menjelang berbuka itu menghadirkan nuansa bulan suci bagi pengunjung yang selalu ramai saat menikmati berbuka puasa. Tritisan Coffee n Tea Kafe itu pengunjung mendapat nuansa ganda yang tak hanya menikmati menu kuliner, area alam persawahan, iringan musik band, tapi juga tausiah sang ustad.

Soal menu kafe yang dikelola oleh mantan santri kampung ini juga menyajikan 21 minuman berbasis kopi, 15 jenis teh, dan 10 jenis cokelat. “Selain itu sekitar minuman alternatif berbasis wedang jahe dan empon-empon,” kata Kahfid.

Untuk makanan berbuka Khafid menyediakan nasi, singkong, pisang, tahu bakso ikan, otak-otak, dan siomay ikan yang semuanya bisa dibakar. Sedangkan untuk pelengkap kafe ini menyediakan aneka peyek.

Tritisan kafe tidak sedia minuman yang mengandung soda apalagi alkohol. “Ini 100 persen Indonesia banget,” katanya.

Selama Ramadan tahun Tritisan Coffee n Tea sengaja buka dari pukul 16.30 hingga 24.00 tengah malam.

EDI FAISOL