Perjuangan Seratus Dai untuk Daerah Pelosok  

Ilustrasi Ramadhan. Robertus Pudyanto/Getty Images
Ilustrasi Ramadhan. Robertus Pudyanto/Getty Images

Mereka disebar ke daerah-daerah yang dianggap terpencil di Sulawesi Selatan. Daerah itu dinilai kurang dijamah dakwah, seperti di Masamba, Tana Toraja, Pangkajene Kepulauan (Pangkep), Pare-pare, Bulukumba, Jeneponto, Kepulauan Selayar, Maros, dan Bone.

Para dai yang memiliki rentang usia 25-50 tahun itu datang dari berbagai daerah. Dari seratus dai dalam program tahun ini, 70 di antaranya sama seperti Wahab, sudah mengikuti program ini sebelumnya. Sedangkan sisanya adalah para pemuda yang baru menyelesaikan studinya.

Sebelum diberangkatkan, mereka mendapat pembekalan selama dua hari. Pengurus wilayah Hidayatullah Sulawesi Selatan, M. Khaisar, mengatakan, pembekalan yang diberikan seputar pemahaman Al-Quran. Mereka juga belajar cara memahami psikologi masyarakat.

Menurut Khaisar, tugas mereka adalah membimbing masyarakat seputar Islam, kebaikan, memimpin salat, serta mengajar mengaji sampai pendidikan umum. Setelah bulan puasa nanti, mereka akan ditarik dari lokasi. “Tapi banyak juga dai yang tidak pulang lagi, menetap di lokasinya dan membuat cabang Hidayatullah,” ucap Khaisar.

Direktur Bosowa Foundation, Melinda Aksa, berharap penyebaran dai semakin merata. “Kami dengar banyak sekali daerah di pelosok yang pengetahuan Islamnya belum merata karena masih kekurangan dai,” katanya.

REZKI ALVIONITASARI