Penjual Kembang Potong Raup Untung Dobel Selama Ramadan

Editor

Grace gandhi

Penziarah membeli kembang tabur di TPU Tegal Alur, (7/7). Omset penjual kembang memasuki bulan suci Ramadhan meningkat 20 kali lipat dari hari biasanya karena banyaknya penziarah yang datang. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Penziarah membeli kembang tabur di TPU Tegal Alur, (7/7). Omset penjual kembang memasuki bulan suci Ramadhan meningkat 20 kali lipat dari hari biasanya karena banyaknya penziarah yang datang. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Deretan penjual kembang potong muncul sepekan menjelang Ramadan. Hingga kini, kembang tetap lebih laris manis dibanding pada hari biasa.

"Kalau Ramadan, keuntungan saya bisa lebih banyak dibanding biasanya," kata Emi, pedagang kembang, di Palmerah, Jakarta Barat, kepada Tempo, Selasa, 23 Juni 2015.

Dalam sehari, ia mengaku dapat menjual lebih dari 25 kantong kembang. Padahal, pada hari-hari biasa, ia hanya dapat menjual sekitar 15 kantong kembang potong. "Kalau Ramadan gitu biasanya banyak yang berkunjung ke makam," katanya. 

Permintaan yang meningkat juga diikuti melonjaknya harga kembang potong. Pada hari-hari biasa, harga kembang potong satu kantong sebesar Rp 25-30 ribu. "Kalau pas puasa jadi sekitar Rp 35 ribu sampai Rp 40 ribu. Soalnya banyak yang nyari, sementara stok kembangnya kan terbatas dari sananya," kata dia. 

Emi menuturkan, sepekan sebelum Ramadan, penghasilannya melonjak drastis. "Orang yang ke makam lebih banyak lagi pas sebelum Ramadan, kembang yang harganya Rp 60 ribu satu kantong juga dibeli," kata dia. Saat itu, menurut perempuan berusia 58 tahun ini, ia dapat menjual 40-50 kantong per hari.

Menurut Emi, pada sepekan sebelum Idul Fitri, biasanya harga akan melonjak sangat tajam. "Tahun lalu, harganya Rp 100 ribu per kantong," kata dia. Bedanya, ia akan berhati-hati dalam berdagang daripada sebelum Ramadan. 

Emi menambahkan tak berani berspekulasi saat Idul Fitri, meskipun harga dan keuntungan melonjak drastis. "Saya biasanya jual berdasarkan pesanan saja," kata dia. Sebab, kata Emi, kembang adalah barang yang cepat layu. Jika salah perhitungan, justru ia bisa mengalami rugi besar.

DINI PRAMITA