Di Hotel Syariah ini Pelanggannya Juga Banyak Pendeta  

Seorang Juru masak menyelesaikan pembuatan masjid berbahan kurma dan coklat di restoran Hotel Harris, Malang, Jawa Timur, 19 Juni 2015. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Seorang Juru masak menyelesaikan pembuatan masjid berbahan kurma dan coklat di restoran Hotel Harris, Malang, Jawa Timur, 19 Juni 2015. TEMPO/Aris Novia Hidayat

TEMPO.CO , Bandung :  Pan Sopian, pemilik salah satu hotel syariah di Bandung, Hotel Rumah Tawa, menjelaskan hotel syariah bukan untuk pengunjung muslim saja. Buktinya,  Hotel Rumah Tawa memiliki sejumlah langganan yang berporfesi sebagai pendeta di sejumlah gereja di Bandung.

“Para pendeta itu rutin mengunjungi GKI (Gereja Kristen Indonesia), gedung Bala Keselamatan, dan beberapa gereja lainnya,” ujar Pan, saat ditemui Tempo di Hotel Rumah Tawa, Jalan Taman Cibuntut Selatan, Bandung, Senin, 22 Juni 2015.

Dia mengatakan, para pendeta itu merasa puas karena hotel ini mempersempit kegiatan prostitusi di Kota Bandung. Para pendeta pun kerap melayangkan pujian pada Hotel Rumah Tawa.

Salah satunya ialah mengenai penempatan musala di ruang tengah hotel. Pan bercerita, kebanyakan hotel menempatkan musala di basement atau di lokasi gedung yang tida terpakai.

Meski suka mendapatkan pujian,  Pan mengaku sebenarnya juga sering mendapatkan cemoohan. Petugas Hotel Rumah Tawa kerap disemprot pengunjungnya karena telah mengusir pengunjung. Tamu yang pernah diusirnya dari wisatawan, hingga anggota polisi dan militer, karena berniat bermalam dengan wanita yang bukan istrinya.

“Saya enggak pernah memilih-milih. Meski sebenarnya saya juga tidak enak, tapi beginilah hotel berstandar syariah,” katanya.

 Petugas hotel sebenarnya sudah memasangkan pengumuman bertuliskan ‘Tidak menerima check-in tamu pasangan non menikah di pintu masuk hotel ini. Bila pengunjung yang berpasangan masih nekat, maka resepsionis akan memintai kartu tanda penduduk mereka.

Resepsionis akan melihat alamat keduanya. Jika sesuai, maka ia akan mengizinkan pasangan itu untuk menginap. Jika tidak, maka resepsionis akan meminta mereka mencari hotel lain.

“Kami pernah menerima pejabat kepolisian di sini. Tapi karena membawa pasangan yang tak muhrim, maka kami minta dia mencari hotel lain,” ujar Pan.
Terkadang, pasangan bandel itu main kucing-kucingan dengan petugas hotel. Saat datang, salah satu pasangan akan menyewa kamar untuk ia sendiri. Namun tengah malam, pasangannya akan datang dan memasuki kamar itu.

Jika terjadi kasus seperti itu, kata Pan, petugas hotel akan mengetuk pintu kamar pengunjungnya. Ia akan menegur, dan meminta kedua pasangan segera pergi dari Hotel Rumah Tawa. Manajemen hotel pun tak lupa mengembalikan uang menginap yang dibayarkan saat check in.

PERSIANA GALIH