Ini Jalur Alternatiif Mudik di Cirebon yang Masih Berlubang  

Antrian pemudik dari arah karawang melintas menuju arah Cirebon di simpang Jomin, Jawa Barat. 24 Juli 2014. H-4 Lebaran, kawasan Cikampek menuju Simpang Jomin, Cirebon diberlakukan buka tutup jalur untuk menghindari antrian panjang. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Antrian pemudik dari arah karawang melintas menuju arah Cirebon di simpang Jomin, Jawa Barat. 24 Juli 2014. H-4 Lebaran, kawasan Cikampek menuju Simpang Jomin, Cirebon diberlakukan buka tutup jalur untuk menghindari antrian panjang. TEMPO/Aditya Herlambang Putra

TEMPO.CO , Cirebon: Sebanyak 13 jalur alternatif yang biasanya digunakan untuk arus mudik dan balik di Kabupaten Cirebon hingga kini kondisinya masih rusak dan berlubang. Perbaikan pun ditargetkan selesai pada H-10 sebelum lebaran.

Berdasarkan pantauan jalur alternatif yang masih rusak di antaranya terlihat di wilayah timur Kabupaten Cirebon. Titik tersebut meliputi jalur Gebang-Babakan-Pabuaran, jalur Sindanglaut-Pabuaran, jalur Pabuaran-Ciledug, dan jalur Sindanglaut-Ciawigajah.

Di beberapa titik di jalur tersebut aspal sudah terlihat mengelupas sehingga yang terlihat hanya batu-batu koral bercampur kerikil yang berserakan. Tidak hanya itu, lubang-lubang menganga pun terlihat di sepanjang jalan itu dengan kedalaman hingga mencapai 50 cm dan diameter hingga lebih dari 30 cm.

Pengendara yang tidak mengetahui kondisi jalan , terutama motor, seringkali terperosok di jalan yang berlubang.

Kepala Bidang Peningkatan Jalan Dinas Bina Marga Kabupaten Cirebon, Gatot Rachmanto, menjelaskan jika awal Juni ini pihaknya sudah mengeluarkan surat perintah kerja (SPK) untuk 27 paket kegiatan. Semuanya merupakan paket kegiatan untuk peningkatan jalur alternatif yang selama ini digunakan dan dilalui pemudik. “Ada 13 jalur alternatif yang ditetapkan sebagai jalur mudik di Kabupaten Cirebon,” kata Gatot.

Sebanyak 13 jalur tersebut adalah Ciwaringin-Jenun, Beringin-Kedondong, Bunder-Susukan, Arjawinangun-Suranenggala, Tegalsari-Lemahtamba, Plumbon-Kenanga, Ciperna-Warungasem, Kancing-Sindanglaut, Sindanglaut-Pabuaran, Pabuaran-Jatiseeng, Playangan-Bojonegoro, Sindanglaut-Ciawigajah, dan Palimanan-Kramat. Dari 13 jalur tersebut menurut Gatot hanya 7 jalur yang rusak berat.

Saat ini pun jalur-jalur tersebut sudah dilakukan perbaikan berupa peningkatan jalan. Mereka pun, kata Gatot, sudah memperingatkan kepada pelaksana proyek agar jalan bisa mulus kembali sebelum H-10 lebaran. “Sehingga bisa aman dan nyaman dilalui pemudik,” kata Gatot.

Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Cirebon, Ajun Komisaris Erwinsyah, mengungkapkan jika dengan adanya tol Cikampek-Palimanan (Cipali) memang membuat beban di jalur pantura dan jalur alternatif sebagai penunjangnya berkurang hingga 40 persen. “Namun jalur pantura tetap akan digunakan jika terjadi kepadatan dan antrian panjang di jalur tol,” kata Erwinsyah.

Saat antrean panjang di tol terjadi, kendaraan akan dikeluarkan menuju jalur pantura dan jalur penunjang lainnya sehingga tidak terjadi stagnan. Sehingga sangat dibutuhkan jalan yang mulus untuk menunjang arus mudik dan balik baik itu di jalur pantura maupun di jalur alternatif.

IVANSYAH