Sambut Puasa, Ada Miniatur Masjid dari Kurma dan Cokelat

Seorang Juru masak menyelesaikan pembuatan masjid berbahan kurma dan coklat di restoran Hotel Harris, Malang, Jawa Timur, 19 Juni 2015. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Seorang Juru masak menyelesaikan pembuatan masjid berbahan kurma dan coklat di restoran Hotel Harris, Malang, Jawa Timur, 19 Juni 2015. TEMPO/Aris Novia Hidayat

TEMPO.CO, Malang - Memasuki bulan Ramadan, sejumlah hotel, restoran, dan kafe berbenah. Mereka menghias ruangan dengan nuansa bulan puasa. Berbagai cara dilakukan untuk menarik minat pengunjung. Seperti yang dilakukan Harris Cafe, yang berada di area Hotel Harris Malang, ada kue berupa miniatur masjid berbahan dasar kurma dan cokelat.

"Proses pembuatan selama empat hari," kata pembuat miniatur masjid, Chef Septa, Senin, 22 Juni 2015. Kurma, katanya, menjadi penganan khas selama bulan puasa sehingga tepat jika kue tersebut berbahan baku kurma. Seluruh dinding dan menara miniatur masjid ditempeli kurma segar. Sedangkan lantai dan kubah terbuat dari lelehan cokelat segar.

Ukuran miniatur masjid berukuran lebar satu meter, tinggi satu meter, dan pajang satu meter ini dikerjakan seorang diri. Menurutnya, ukuran miniatur tersebut berukuran sedang tak terlalu besar maupun terlalu kecil. Sehingga tepat untuk hiasan sekaligus dinikmati saat berbuka puasa.

Miniatur masjid tersebut membutuhkan sebanyak 1.600 biji kurma atau setara dengan 15 kilogram serta enam kilogram cokelat. Khusus untuk dinding masjid menggunakan kurma premium yang berharga cukup mahal. Tujuannya, agar warna kurma tampak cokelat keemasan.

"Sebagian kurma dikupas bijinya," katanya. Tak mudah membuat miniatur masjid berbahan kurma, kadang kurma jatuh saat ditempelkan. Sehingga kurma harus ditekan kuat agar menempel dalam balutan coklat.

EKO WIDIANTO