Suku Tengger Berpuasa di Bawah Suhu Ekstrem Dingin  

Seorang anak warga Suku Tengger memancing ikan di Ranu Kumbolo, yang terletak di Gunung Semeru, Jawa Timur. TEMPO/Arie Basuki
Seorang anak warga Suku Tengger memancing ikan di Ranu Kumbolo, yang terletak di Gunung Semeru, Jawa Timur. TEMPO/Arie Basuki

TEMPO.COLumajang - Ramadan tahun ini kembali dijalani di bawah suhu ekstrem dingin oleh warga suku Tengger. Selama delapan tahun terakhir, udara di Gunung Tengger selalu berada di titik terendah karena bersamaan dengan musim kemarau. 

"Suhu udaranya sangat dingin pada malam hari hingga menjelang pagi," kata Didin Pratanto, juru dakwah yang sehari-hari bertugas di Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Senin, 22 Juni 2015. "Saat ini saja sudah berkisar 5 derajat Celsius." 

Pada awal Juli, suhu diperkirakan bakal semakin beku karena bisa mencapai di bawah 5 derajat Celcius atau bahkan 0 derajat Celsius. Makin dinginnya udara juga dirasakan warga asli Tengger. "Warga asli Tengger saja mengakui suhu makin dingin," ujarnya. 

Jika warga asli Tengger saja mengakui cuaca ekstrem, warga luar yang datang ke kawasan Tengger makin kedinginan dengan suhu yang tak biasa ini. "Jika sudah muncul embun upas, berarti suhunya sudah 0 derajat Celsius," tutur Didin.

Embun upas merupakan kristal es di pucuk-pucuk daun yang berasal dari embun yang membeku. Namun, kendati suhu saat ini sangat dingin, kata Didin, warga suku Tengger yang sedang menjalani ibadah puasa tetap bersemangat. 

Anak-anak warga suku Tengger bahkan menginap di Masjid Al Hidayah, Dusun Bakalan, Desa Argosari. "Ada sepuluh anak yang setiap hari tidur di masjid selama Ramadan," ucapnya. 

Bagi anak-anak suku Tengger, dalam bekapan suhu dingin saat ini, tidur di dalam masjid dianggap lebih hangat dibandingkan tidur di rumah. "Di dalam masjid, anak-anak ini tidur beralaskan karpet dan hanya berselimutkan sarung," katanya. 

Didin sendiri selalu mengenakan pakaian rangkap empat saat menginap di masjid. Bersama anak-anak suku Tengger ini pula Didin memasak untuk menyiapkan menu makan sahur. Untuk sahur, kata Didin, dia biasa memasak mi instan dan kubis, ditambah kerupuk serta sambal bawang. 

DAVID PRIYASIDHARTA