Contoh Cina: 90 Persen Warga Mudik dengan Transportasi Umum

Kendaraan pemudik terjebak kemacetan ketika melintasi kawasan Simpang Jomin, Karawang, Jawa Barat, Sabtu 26 Juli 2014. Memasuki H-2 Lebaran 2014 pada Sabtu ini, kendaraan pemudik dari Jakarta dan sekitarnya menuju arah Cirebon mengalami lonjakan yang cukup signifikan. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Kendaraan pemudik terjebak kemacetan ketika melintasi kawasan Simpang Jomin, Karawang, Jawa Barat, Sabtu 26 Juli 2014. Memasuki H-2 Lebaran 2014 pada Sabtu ini, kendaraan pemudik dari Jakarta dan sekitarnya menuju arah Cirebon mengalami lonjakan yang cukup signifikan. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO , Jakarta: Pemerintah Indonesia harus mencontoh manajemen transportasi mudik Imlek di Tiongkok yang melibatkan 1 miliar orang. "Sebanyak 90 persennya menggunakan transportasi umum," kata  Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia, Danang Parikesit.

Sebaliknya dengan ma‎syarakat Indonesia,  sebanyak 35 persen dari total 24 juta pemudik menggunakan kendaraan pribadi ketimbang kendaraan umum. Walhasil, kemacetan lalu lintas selama berjam-jam terjadi pada arus mudik dan balik di Jawa.

Danang mendorong pemerintah Indonesia mengubah cara berpikir untuk mendorong warga menggunakan angkutan umum ketimbang kendaraan pribadi pada mudik Lebaran.  Dia kecewa dengan rencana pemerintah yang bakal memberikan diskon harga kepada kendaraan pribadi yang memasuki Tol Cikopo-Palimanan (Cipali).

"Kenapa tidak angkutan umum yang kita kasih diskon memasuki tol?," kata Danang dalam diskusi Teras Kita, di FX Mall, Jakarta Selatan, Sabtu,  20 Juni 2015. Ia mengatakan pemberian bantuan atau diskon itu menunjukkan keberpihakan pemerintah kepada masyarakat yang memiliki kendaraan pribadi.

Kalau diberikan kepada kendaraan umum,   katanya, pesan yang ingin disampaikan jelas bahwa pemerintah pro angkutan umum dan masyarakat kecil.

Ia menilai bentuk upaya pemerintah mendorong penggunaan kendaaraan umum dalam arus mudik seharusnya bisa ditunjukkan dengan salah satunya memberi bantuan kepada kendaraan umum.

“Harus digeser agar masyarakat tidak menggunakan kendaraan pribadi, karena mayoritas kecelakaan lalu lintas saat mudik terjadi pada kendaraan pribadi.”

Sebelumnya, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Eddi mengatakan pemerintah memberikan diskon hingga 25 persen kepada kendaraan pribadi yang menggunakan tol Cipali. Diskon tersebut berlaku pada H-7 hingga H+7 Lebaran 2015.

Eddi beralasan, kebijakan ini ditujukan untuk menarik minat pengguna kendaraan pribadi agar menggunakan tol Cipali. “Karena semua titik rawan macet ada di jalur pantai utara Jawa, kunci kemacetan terutama di sekitar SPBU, pasar tumpah dan pertemuan perlintasan di jalur Pantura.”

Ia berharap upaya pemisahan kendaraan pribadi roda empat dengan kendaraan umum dan kendaraan bermotor dapat mengurangi tingkat kemacetan arus mudik di jalur pantura dan juga mengurangi tingkat kecelakaan di jalur tersebut.

MAYA NAWANGWULAN