Mencari Takjil di Pasar Pabukoan Bukittinggi  

Editor

Zed abidien

Pedagang nasi kapau di Bukittinggi, Sumatera Barat, (5/4). TEMPO/Febriyanti
Pedagang nasi kapau di Bukittinggi, Sumatera Barat, (5/4). TEMPO/Febriyanti

TEMPO.CO, Bukittinggi - Menjelang sore, masyarakat mulai memadati Lapangan Parkir Progresif Pasar Atas Kota Bukittinggi. Mereka mencari sajian berbuka puasa di Pasar Pabukoan, yang juga berarti penganan berbuka.

Banyak jenis makanan yang disajikan di pasar yang mulai buka pukul 14.00 ini. Terutama makanan tradisional.

Salah satunya, masakan khas Bukittinggi, yaitu nasi kapau. Dengan lauk khasnya seperti rendang, dendeng, tunjang, ayam goreng, ayam renang, gulai ayam bumung, ikan bakar, limpa, hati, dan aneka laup pauk serta daging lainnya.

Ada juga berbagai jenis sayur-sayuran seperti gado-dago, gulai kangsung, gulai pucuk ubi, anyang pepaya, dan gulai kapau yang berisi nangka, kol, serta kacang panjang dengan disiram kuah gulai kuning.

Sedangkan untuk minuman berbuka puasa, tersedia es cendol durian, air tebu, dan aneka jus, juga minuman segar lainnya.

Pedagang nasi kapau, Fitra Aini, 33 tahun, mengatakan, jualan di Pasar Pabukoan sejak awal Ramadan. Biasanya dia menjual nasi kapau di Los Lambuang, Pasar Lereng, Bukittinggi. "Nasi kapau khasnya tunjang, dendeng, ayam goreng, ayam rendang, hati dan limpa, dan ikan," ujarnya, Sabtu, 20 Juni 2015.

Fitra mengaku pendapatannya sehari itu mencapai Rp 1 juta. "Hampir sama lah dengan pendapatan di hari biasa," ujarnya.

Namun, kata Fitra, dengan berjualan di Pasar Pabukoan ini, dia bisa melayani masyarakat yang hendak berbuka. Apalagi nasi kapau salah satu makanan yang banyak dicari masyarakat.

Pembeli juga banyak mencari gulai itiak lado mudo (gulai itik cabe muda). Ini salah satu makanan khas di Bukittinggi.

Makanan berbuka puasa lainnya yang diincar pembeli yaitu lamang tapai, makanan tradisional Minangkabau yang legit dan manis. Kudapan ini banyak dihidangkan saat berbuka puasa.

Selain itu juga lopis sipulut, kue berbentuk segitiga dan terbuat dari beras ketan. Lalu onde-onde, lapek bugih, dan sarabi.

Salah seorang pengunjung Ria, 35 tahun, mengaku terbantu dengan adanya Pasar Pabukoan ini. Sebab, beraneka ragam makanan ada di sini.

"Kita bisa lebih leluasa dalam memilih," ujarnya. Ria mengaku mencari kolak dan sambal di Pasar Pabukoan.

ANDRI EL FARUQI