Nasihat Ramadan dari Gus Mus  

Mustofa Bisri. TEMPO/Dimas Aryo
Mustofa Bisri. TEMPO/Dimas Aryo

TEMPO.CO , Jakarta - Menjelang Ramadan lalu, tokoh Nahdlatul Ulama, Achmad Mustofa Bisri, mencuit lewat akun Twitter @gusmusgusmu. Selain berdoa, kiai yang akrab disapa Gus Mus tersebut kembali menampilkan tautan puisinya menyambut Ramadan.

“Ya Allah Tuhan kami, berilah kami kekuatan untuk berpuasa hanya karena-Mu. Berilah kami kekuatan untuk melawan nafsu, syahwat, dan amarah. Amin,” cuit Gus Mus, Kamis, 17 Juni 2015.

Selain itu, Gus Mus menjawab cuitan netizen yang menanyakan ihwal kata-kata sajak Gus Mus untuk Ramadan. Berikut ini isi puisi bertajuk “Nasihat Ramadan buat Mustofa Bisri” yang dibuat Gus Mus pada 1992 itu.

Mustofa,
Jujurlah kepada dirimu sendiri mengapa kau selalu mengatakan Ramadan bulan ampunan
Apakah hanya menirukan Nabi atau dosa-dosamu dan harapanmu yang berlebihanlah yang
menggerakkan lidahmu begitu.

Mustofa,
Ramadan adalah bulan antara dirimu dan Tuhanmu
Darimu hanya untukNya dan Ia sendiri tak ada yang tahu apa yang akan dianugerahkanNya kepadamu
Semua yang khusus untukNya khusus untukmu.

Mustofa,
Ramadan adalah bulanNya yang Ia serahkan padamu
Dan bulanmu serahkanlah semata-mata kepadaNya.
Bersucilah untukNya.
Bersalatlah untukNya.
Berpuasalah untukNya.
Berjuanglah melawan dirimu sendiri untukNya.

Sucikan kelaminmu. Berpuasalah.
Sucikan tanganmu. Berpuasalah.
Sucikan mulutmu. Berpuasalah.
Sucikan hidungmu. Berpuasalah.
Sucikan wajahmu. Berpuasalah.
Sucikan matamu. Berpuasalah.
Sucikan telingamu. Berpuasalah.
Sucikan rambutmu. Berpuasalah.
Sucikan kepalamu. Berpuasalah.
Sucikan kakimu.Berpuasalah.
Sucikan tubuhmu. Berpuasalah.
Sucikan hatimu. Sucikan pikiranmu. Berpuasalah.
Suci kan dirimu.

Mustofa,
Bukan perut yang lapar bukan tenggorokan yang kering yang mengingatkan kedaifan dan melembutkan rasa.
Perut yang kosong dan tenggorokan yang kering ternyata hanya penunggu atau perebut kesempatan yang tak sabar atau terpaksa.
Barangkali lebih sabar sedikit dari mata, tangan, kaki, dan kelamin
Lebih tahan sedikit berpuasa
Tapi hanya kau yang tahu
Hasrat dikekang untuk apa dan untuk siapa.

Puasakan kelaminmu untuk memuasi Ridha
Puasakan tanganmu untuk menerima Kurnia
Puasakan mulutmu untuk merasai Firman
Puasakan hidungmu untuk menghirup Wangi
Puasakan wajahmu untuk menghadap Keelokan
Puasakan matamu untuk menatap Cahya
Puasakan telingamu untuk menangkap Merdu
Puasakan rambutmu untuk menyerap Belai
Puasakan kepalamu untuk menekan Sujud
Puasakan kakimu untuk menapak Sirãth
Puasakan tubuhmu untuk meresapi Rahmat
Puasakan hatimu untuk menikmati Hakikat
Puasakan pikiranmu untuk meyakini Kebenaran
Puasakan dirimu untuk menghayati Hidup
Tidak. Puasakan hasratmu hanya untuk Hadhirat Nya.

Mustofa,
Ramadan bulan suci katamu, kau menirukan ucapan Nabi atau kau telah merasakan sendiri kesuciannya melalui kesucianmu.
Tapi bukankah kau masih selalu menunda-nunda menyingkirkan kedengkian
keserakahan, ujub, riya, takabur dan sampah-sampah lainnya yang mampat dari comberan hatimu?

Mustofa,
Inilah bulan baik saat baik untuk kerjabakti membersihkan hati.
Inilah bulan baik saat baik untuk merobohkan berhala dirimu
Yang secara terang-terangan dan sembunyi-sembunyi kau puja selama ini.
Atau akan kau lewatkan lagi kesempatan ini
seperti Ramadan-Ramadan yang lalu.

REMBANG, Sya’ban 1413 H.

KODRAT