Berburu Kurma di Kampung Arab Ampel Surabaya  

Kurma tempo
Kurma tempo

TEMPO.CO, Surabaya - Menjelang buka puasa, Kampung Arab di kawasan Ampel Surabaya terasa makin sesak dan ramai. Kawasan wisata religi Sunan Ampel memang terkenal dengan deretan para penjual baju muslim dan makanan khas Timur Tengah. Penjual kurma berderet-deret di antara penjual sarung, minyak wangi, tasbih, sampai rebana.

Tak terkecuali di Jalan Nyamplungan, sisi selatan makam Sunan Ampel. Para pembeli rela berdesak-desakan di pusat kurma terbesar di sana, yakni Lawang Agung. Tempo turut berburu kurma di toko yang didirikan sejak 1953 itu.

Fauzi al-Hadadi, manajer outlet Pusat Kurma Lawang Agung, menyebutkan ada 25 jenis kurma yang dijual di tokonya. Ia lalu menjelaskan beberapa karakteristik umum kurma yang biasa diimpor ke Indonesia. “Konsumen paling banyak cari Palmfruit asal Tunisia,” ujarnya saat ditemui Tempo, Kamis, 18 Juni 2015.

Bak merek dagang terkenal, Palmfruit dipandang masyarakat sebagai kurma yang memiliki bentuk dan cita rasa terbaik. “Agak kering, tapi manis. Permintaannya sangat banyak,” katanya sambil menunjuk tumpukan kemasan Palmfruit 5 kilogram. Karena termasuk jenis premium, konsumen tak bisa melihatnya dalam keadaan terbuka. Lima kilogram Palmfruit curah berkisar Rp 405.000. Untuk yang basah dihargai Rp 365.000 per lima kilogram.

Namun dalam dua tahun terakhir, kurma asal Tunisia disaingi oleh kurma asal Aljazair. Sama-sama didatangkan dari daratan Afrika, tekstur kurma Aljazair lebih lembut. “Empuk, buahnya lebih besar, sangat manis, dan masih bertangkai,” tuturnya.

Ada pula kurma Medjool yang diimpor dari California, Amerika Serikat. Kurma yang ditanam di padang pasir Yuma, Arizona, itu berukuran lebih besar daripada kurma Tunisia. “Warnanya cenderung merah, lembut, dan sangat manis.” Harganya Rp 1,6 juta setiap kemasan lima kilogram.

Bagi konsumen yang pernah berkunjung atau bermukim di Arab Saudi, mereka biasanya berburu kurma jenis ruthab. Kurma ruthab ialah kurma yang dipetik persis sebelum buah masak di pohon. Warnanya kuning kecokelatan, rasanya manis, daging buahnya empuk, dan lembut. “Yang pernah ke Arab mayoritas mencari kurma ruthab karena kebiasaan orang lokal Arab pas buka puasa memakan kurma jenis ini,” ujar Fauzi.

Namun dari sekian banyak jenis kurma, primadonanya tetap kurma jenis ajwa. “Karena kurma jenis ini katanya ditanam langsung oleh Nabi Muhammad SAW di tanah Madinah, sehingga disebut kurma Nabi.”

Pada bulan Ramadan dan musim haji, Fauzi mengakui penjualan kurma bisa melonjak drastis. “Pada hari biasa saja, Lawang Agung bisa menjual 4 ton kurma dalam sehari,” ujarnya.

ARTIKA RACHMI FARMITA