Tip Memilih Kurma yang Legit dan Tak Terlalu Manis  

Editor

Rini Kustiani

Seorang pembeli saat membayar kurma yang dipilihnya di sebuah kios pedagang di Pasar Tanah Abang, Jakarta  (8/7). Tempo/Dian Triyuli Handoko
Seorang pembeli saat membayar kurma yang dipilihnya di sebuah kios pedagang di Pasar Tanah Abang, Jakarta (8/7). Tempo/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Surabaya - Berbuka puasa terasa tak lengkap tanpa kurma. Buah yang berasal dari dataran Timur Tengah itu dikenal memiliki segudang khasiat. Kurma mengandung nutrisi yang dibutuhkan tubuh, seperti zat besi, kalsium, magnesium, selenium, serat, kalium, sukrosa, glukosa, dan fruktosa.

Di pasaran kini tersedia berbagai jenis dan merek kurma. Ada yang bentuknya besar dan cenderung kering, tapi tak seberapa manis. Ada pula yang kecil dan sedikit basah, tetapi legit. Asal buah kurma juga bermacam-macam, mulai dari Arab Saudi, Mesir, Irak, Tunisia, hingga Iran. Lalu, bagaimana memilih kurma yang cocok di lidah?

Fauzi Al-Hadadi, manajer outlet Pusat Kurma Lawang Agung di kawasan kampung Arab, Ampel, Surabaya, membeberkan tip memilih kurma sesuai selera. “Biasanya kalau ada yang bertanya kurma apa yang enak, kami balik bertanya apa keinginannya dari sisi tekstur dan rasa,” ujar Fauzi saat ditemui Tempo di outlet Lawang Agung di Jalan Nyamplungan, Kamis, 18 Juni 2015.

Fauzi mengungkapkan umat Muslim dianjurkan berbuka dengan kurma yang manis. Selain manis, soal tekstur juga perlu menjadi pertimbangan. “Orang tua akan kesulitan mengunyah jika kurma terlalu kering, sehingga dianjurkan memilih kurma yang teksturnya lentur agar tidak susah mengunyah,” kata dia. Namun, tak sedikit pula yang lebih menyukai kurma bertekstur agak keras dan tak terlalu manis.

Kurma paling terkenal di mata konsumen adalah kurma Palmfruit asal Tunisia. Ciri-cirinya berbentuk lonjong dan panjang, warna cokelat kemerahan, tekstur cenderung dan kenyal, dan rasanya manis. “Konsumen biasanya mencari yang masih ada tangkainya karena mungkin dianggap prestige,” ujarnya.

Selain Palmfruit, terdapat kurma Aljazair. Sama-sama berasal dari daratan Afrika, kurma Aljazair warnanya cokelat keemasan. “Buahnya besar, tapi lebih lembut, masih bertangkai juga,” kata Fauzi.

Selain Saudi Arabia, kurma asal Iran tak kalah menggoda selera. Kurma jenis rabbe ini berbentuk lonjong dan panjang. Warnanya agak hitam, kering tapi lembut, dan rasanya manis.

Bagi yang kurang doyan kurma terlalu legit, bisa memilih kurma jenis Sayer Saad dan Naghal Saad. Kurma asal Uni Emirat Arab itu cenderung tak terlalu manis. “Yang Sayer bentuknya agak bulat kecil, warna cokelat tua, agak kering tapi kenyal. Untuk Naghal bentuknya agak lonjong, warna cokelat kehitaman, juga agak kering, tapi kenyal,” kata Fauzi.

Namun dari sekian banyak jenis kurma, primadonanya tetap kurma jenis ajwa. “Karena kurma jenis ini katanya ditanam langsung oleh Nabi Muhammad SAW di tanah Madinah, sehingga disebut kurma nabi.” Ciri-ciri kurma ajwa berwarna hitam, rasanya enak dan tak terlalu manis. Harganya tergolong mahal, bisa mencapai Rp 425.000 per kilogram.

Nah, saatnya berburu kurma. Anda pilih yang mana?

ARTIKA RACHMI FARMITA