Operasi Pasar Ramadan di Malang Laris Manis

Warga berebut membeli pakaian bekas yang dijual murah di Pasar Murah Ramadan di Balai Kartini, Malang,  16 Juli 2014.  TEMPO/Aris Novia Hidayat
Warga berebut membeli pakaian bekas yang dijual murah di Pasar Murah Ramadan di Balai Kartini, Malang, 16 Juli 2014. TEMPO/Aris Novia Hidayat

TEMPO.CO , Jakarta: Pemerintah Kabupaten Malang optimistis operasi pasar selama bulan suci Ramadan 1436 Hijriah diminati masyarakat. Keyakinan ini merujuk pada habisnya bahan pokok yang dijual dalam operasi pasar pertama, Rabu, 17 Juni 2015.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar Helijanti Koentari mengatakan, dalam operasi pasar pertama dijual empat komoditas bahan pokok, yakni beras, minyak goreng, gula, dan tepung terigu, total sebanyak 750 kilogram di Pasar Kepanjen dan Pasar Singosari.

Operasi pasar tersebut merupakan program Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur. Operasi pasar dilakukan serentak di 38 kota dan kabupaten di Jawa Timur.

Di Kabupaten Malang terdapat dua titik, yakni di Pasar Singosari dan Pasar Kepanjen, tapi bisa saja operasi pasar digeser ke pasar-pasar lainnya, terutama ke kecamatan-kecamatan lain.

Kata Helijanti, operasi pasar akan diadakan terus selama Ramadan sampai 15 Juli 2015. Ini sudah termasuk operasi pasar menjelang Lebaran, yakni 4-5 Juli di Kecamatan Jabung dan 11-12 Juli di Kecamatan Ngantang.

Jumlah bahan pokok yang dijajakan juga sama, tapi bisa saja ditambah bila jumlah yang dibutuhkan masyarakat terus naik. Rencananya, tiap hari total beras dan gula yang dijual sebanyak 750 kilogram, minyak goreng 600 liter, dan tepung terigu 400 kilogram. “Minimal, untuk total empat komoditas yang dijual dalam operasi pasar banyaknya 750 kilogram,” kata Helijanti, Kamis, 18 Juni 2015.

Dinas Perdagangan menggandeng Pabrik Gula Kebonagung di Kecamatan Pakisaji untuk pengadaan gula. Sedangkan beras, tepung terigu, dan minyak goreng dipasok Perum Badan urusan Logistik (Bulog) Malang.

Keempat bahan pokok dijual dengan harga lebih murah dari harga pasar. Minyak goreng dijual Rp 10 ribu per liter, tepung terigu Rp 8 ribu per kilogram, beras Rp 42.500 per lima kilogram, dan sekilogram gula dijual Rp 8.900.

Harga lebih murah karena Dinas Perdagangan pun memberi subsidi ongkos angkut dari Rp 500 sampai Rp 1.250. Ongkos angkut beras disubsidi Rp 1.250 per kilogram. Ongkos angkut minyak goreng per liter disubsidi Rp 1.25. Sedangkan ongkos angkut gula dan tepung terigu masing-masing disubsidi Rp 1.000 dan 500 per kilogram.

Menurut Helijanti, operasi pasar digelar untuk meredam kenaikan harga sejumlah bahan pokok di pasaran saat menjelang puasa hingga liburan Lebaran,  karena dalam kurun waktu itu kebutuhan masyarakat meningkat, tapi pasokannya terbatas.

Bahan pokok yang dijual dalam operasi pasar akan ditambah sepekan jelang Lebaran. Bisa saja nanti dijual bahan pokok tambahan seperti telur dan cabai, yang ongkos angkutnya disubsidi Rp 600 per kilogram.

“Untungnya, saat ini harga-harga masih relatif stabil. Beberapa komoditi pokok di pasaran naik hanya satu persen dan kenaikan sebesar ini masih bisa ditoleransi. Stabilnya harga ini berkat operasi pasar juga,” ujar dia.

ABDI PURMONO