Lapas Palopo Ini Wajibkan Narapidana Tarawih dan Baca Quran

TEMPO/ Nita Dian
TEMPO/ Nita Dian

TEMPO.CO, Palopo - Narapidana yang beragama Islam diwajibkan salat tarawih dan mengaji di musala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A, Palopo, Sulawesi Selatan. 

"Kami bekerja sama dengan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Palopo untuk mengisi ceraman agama," kata Kepala Lapas Palopo, Kusnali, Kamis, 18 Juni 2015.

Menurut Kusnali, kebijakan itu dilakukan selama bulan Ramadan untuk menguatkan iman narapidana. 

Pada awal Ramadan, katanya,  jumlah kunjungan keluarga mengalami peningkatan. Ada yang membesuk suami, anak, maupun kerabatnya.

Kepala Lapas Kelas II A Palopo, Kusnali, menjelaskan peningkatan kunjungan mulai terlihat beberapa hari sebelum memasuki bulan Ramadan.

Menurut Kusnali, banyak keluarga narapidana dan tahanan titipan yang berkunjung ke Lapas. Mereka sengaja datang untuk melihat kondisi suami, anak, maupun kerabatnya, yang sedang menjalani masa hukuman.

"Pada hari biasa, pasti ada kunjungan. Tapi memasuki bulan puasa terjadi peningkatan, meski belum terlalu besar. Pada saat hari raya Idul Fitri, jumlahnya semakin banyak," kata Kusnali, Kamis, 18 Juni 2015.

Dalam sehari terdapat 5 sampai 10 orang yang berkunjung ke Lapas. Mereka tetap diminta mentaati seluruh ketentuan yang berkaitan dengan kegiatan membesuk narapidana maupun tahanan. Mereka harus bersedia barang bawannya diperiksa oleh petugas Lapas. Kusnali menjamin setiap pengunjung tidak dibebani biaya apapun.

Meski bulan puasa, Kusnali mengatakan pengawasan di Lapas Palopo tetap ketat seperti hari lainnya. Bahkan ditingkatkan. Narapidana dan tahanan titipan yang melaksanakan salat taraweh di musala yang ada di dalam Lapas diawasi.

“Pada hari biasa hanya 3 orang yang bertugas melakukan pengawasan, selama Ramadan ditambah 1 orang, sehingga menjadi 4 orang,” ujar Kusnali.

Tambahan satu orang itu, kata Kusnali pula, adalah petugas sipir wanita. Mereka bertugas setiap malam sampai salat tarawih selesai.

HASWADI