Di Cina, Umat Muslim Dilarang Berpuasa

Sejumlah tentara Cina  berjalan melalui depan Masjid Id Kah di Kashgar, Cina (31/7). Sejumlah tentara ini berjaga dikawasan ini karena adanya insiden penyerangan warga etnis Uighur dan Han. Getty Images
Sejumlah tentara Cina berjalan melalui depan Masjid Id Kah di Kashgar, Cina (31/7). Sejumlah tentara ini berjaga dikawasan ini karena adanya insiden penyerangan warga etnis Uighur dan Han. Getty Images

TEMPO.CO, Beijing - Cina melarang para pegawai negeri sipil, murid sekolah, mahasiswa, dan guru, terutama yang tinggal di kawasan mayoritas muslim di Xinjiang, berpuasa selama bulan suci Ramadan. Semua rumah makan pun diperintahkan tetap buka.

Umat muslim harus mulai berpuasa Ramadan pada Kamis, 18 Juni 2015, tapi Partai Komunis Cina secara resmi adalah ateis dan telah bertahun-tahun melarang puasa di Xinjiang. Kawasan ini merupakan rumah bagi suku bangsa minoritas muslim Uighur.

"Rumah makan tetap beroperasi seperti biasa selama Ramadan," demikian bunyi pengumuman pemerintah yang disampaikan melalui laman Lembaga Pangan dan Obat-obatan di Kabupaten Jinghe, Xinjiang.

Adapun situs pemerintah lokal di kawasan Bole mengumumkan, "Selama Ramadan, masyarakat dilarang berpuasa atau melakukan kegiatan keagamaan lainnya."

Saban tahun, pemerintah komunis Cina melarang umat muslim Uighur di Xinjiang menjalankan ibadah puasa. Kebijakan ini mendapat kecaman dari kelompok hak asasi manusia Uighur.

Kelompok hak asasi Uighur mengatakan aturan ketat Cina terhadap umat Islam di Xinjiang dapat memicu ketegangan di kawasan yang kerap dilanda bentrokan fisik, yang setakat kini telah menyebabkan ratusan orang terbunuh, itu.

Cina menanggapi protes itu dengan enteng. Menurut pemerintah Negeri Tirai Bambu, mereka menghadapi ancaman terorisme di Xinjiang dan menyalahkan ekstremisme dalam agama sebagai penyebab tumbuhnya kekerasan di wilayah tersebut.

"Tujuan Cina melarang puasa yakni menjauhkan suku bangsa Uighur dari budaya muslim mereka selama bulan suci Ramadan," ucap Dilxat Rexit, juru bicara Kongres Uighur Dunia, di pengasingan.

"Larangan berpuasa menurut ajaran agama adalah provokasi dan hanya akan memicu ketidakstabilan dan konflik," kata Rexit.

Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, pada tahun ini anak-anak juga dibatasi dalam Ramadan dan kegiatan keagamaan lainnya.

Biro Pendidikan Kota Tarbaghatay, yang dikenal dengan sebutan Tachen dalam bahasa Cina, bulan ini memerintahkan semua sekolah memberi tahu para murid agar tidak menjalankan puasa selama Ramadan, memasuki masjid, dan menghadiri kegiatan keagamaan.  Perintah yang sama juga dikeluarkan Biro Pendidikan dan Sekolah Xinjiang melalui situsnya.

AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN

IKUTI: TEMPO HADIAH RAMADAN 2015