Ramadan, Peredaran Uang Palsu di Ternate Semakin Marak  

Ilustrasi Uang Palsu. ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana
Ilustrasi Uang Palsu. ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

TEMPO.COTernate - Kepolisian Resor Ternate meminta warga mewaspadai peredaran uang palsu pada bulan Ramadan, yang dideteksi semakin marak terjadi. Kepala Polres Kota Ternate Ajun Komisaris Besar Anis Prasteyo Santoso mengatakan, dalam sepekan, polisi setidaknya telah menerima dua kali laporan masyarakat terkait dengan peredaran uang palsu. 

Peristiwa pertama terjadi Sabtu, 14 Juli 2015, di stasiun pengisian bahan bakar umum Kalumata, Ternate. Seorang karyawan SPBU mendapatkan pecahan uang palsu Rp 100 ribu saat pengisian bahan bakar minyak.

“Polisi juga mendengar ada temuan uang palsu pecahan Rp 50 ribu. Jadi kami meminta masyarakat Ternate waspada atas peredaran uang palsu pada bulan puasa ini,” kata Anis kepada wartawan, Kamis, 18 Juni 2015.

Berdasarkan modus operandi, pelaku pengedar uang palsu di Ternate biasanya menjadikan SPBU, kios, dan warung kecil sebagai target sasaran. Prakteknya pun biasa dilakukan pada tengah malam, ketika penjaga warung dalam kondisi mengantuk.

“Untuk itu, masyarakat harus lebih teliti jika melayani pembeli. Periksalah uang dengan cara meraba terlebih dulu sebelum menjual barang,” ucapnya. 

Hasby Yusuf, staf pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Khairun, Ternate, mengatakan maraknya peredaran uang palsu di Ternate mencerminkan masih rendahnya pemahaman masyarakat tentang peredaran mata uang. Apalagi data Bank Indonesia menunjukkan peredaran uang palsu di Maluku Utara mengalami peningkatan. 

Tahun 2014, Bank Indonesia mencatat ada 42 lembar uang palsu yang beredar di Maluku Utara. Pada 2015, hingga April, sudah ada temuan sembilan lembar uang palsu yang beredar. “Masyarakat Maluku Utara saat ini memang perlu diberikan pemahaman tentang mata uang,” ujar Hasby.

BUDHY NURGIANTO