Nampani Pasa, Tradisi Sambut Ramadan Warga Tengger

Editor

Zed abidien

Ustadz Didin menuntut 600 warga Tengger untuk jadi mualaf. TEMPO/David Priyasidharta
Ustadz Didin menuntut 600 warga Tengger untuk jadi mualaf. TEMPO/David Priyasidharta

TEMPO.CO, Jakarta - Umat muslim suku Tengger di kawasan Gunung Bromo dan Semeru, Jawa Timur, mulai menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan, Kamis, 18 Juni 2015. Ratusan muslim suku Tengger menyambut bulan Ramadan dengan sederhana.

Didin Pratanto, tokoh masyarakat di Desa Argosari, mengatakan ratusan muslim warga Desa Argosari, Kecamatan Senduro, menyambut datangnya bulan Ramadan dengan tradisi nampani pasa. Tidak ada ritual khusus dalam tradisi ini. "Warga membawa lancak (tumpeng) berisi nasi serta lauk pauknya dan dibawa ke masjid," kata Didin, Kamis, 18 Juni 2015. Acara ini digelar di Masjid Al Hidayah, Dusun Bakalan, Desa Argosari.

Di masjid ini, warga kemudian makan bersama-sama. Tradisi muslim Tengger ini digelar sesuai salat tarawih berjemaah. "Setiap tahun, muslim Tengger menyambut Ramadan dengan acara makan bersama seperti ini," ujar Didin. Jika sebelum menjadi muslim, mereka membawa sesaji ke suatu tempat. "Namun sekarang, mereka membawa makanan ke masjid untuk dimakan bersama-sama sebagai bentuk sodaqoh," katanya.

Dia mengatakan tarawih hari pertama Rabu malam kemarin lebih dari seratus jemaah mengikuti tarawih di Masjid Al Hidayah. Ratusan warga yang mengikuti tarawih berasal dari Dusun Bakalan dan Dusun Argosari. Selama bulan Ramadan ini, warga muslim Tengger memiliki agenda rutin harian seperti tarawih dan tadarus. Tadarus akan digelar setelah subuh hingga pukul 07.00, setelah asar hingga magrib serta setelah tarawih hingga pukul 21.00.

"Kami juga akan menggelar acara buka bersama pada hari kesepuluh nanti," ujar Didin yang sudah bertahun-tahun menjadi juru dakwah muslim Tengger di Desa Argosari ini.

DAVID PRIYASIDHARTA