Arus Mudik, Suramadu Paling Rawan Kecelakaan, ini Penyebabnya

Ribuan pemudik yang menggunakan motor antri di pintu tol akses Jembatan Suramadu, Surabaya, 26 Juli 2014. TEMPO/Fully Syafi
Ribuan pemudik yang menggunakan motor antri di pintu tol akses Jembatan Suramadu, Surabaya, 26 Juli 2014. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO , Bangkalan-: Dinas Perhubungan Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, meminta para pemudik tujuan pulau Madura berhati-hati saat melintas di sepanjang jalan akses menuju jembatan suramadu. Kepala Seksi Lalu Lintas, Dinas Perhubungan Bangkalan, Agung Firmansyah mengatakan akses suramadu sepanjang 12 kilometer itu merupakan jalur paling rawan terjadinya kecelakaan lalu lintas. "Jalur suramadu 'primadona' kecelakaan," katanya, Rabu, 17 Juni 2015.

Tidak ada data resmi jumlah kecelakaan sepanjang jembatan Suramadu. Namun, kata Agung, Dinas Perhubungan Jawa Timur telah memasukkan akses Suramadu ke dalam peta rawan kecelakaan lalu lintas saat arus mudik Lebaran. "Pada arus mudik tahun lalu, hampir tiap hari ada kecelakaan di jalur Suramadu."

Untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas di Suramadu,  menurut Agung,  pihaknya akan membuat posko pengawasan khusus dengan Satuan Lalu Lintas Polres Bangkalan. "Kita sudah siapkan 50 personel untuk melancarkan jalur mudik di Bangkalan," kata dia.

Sementara itu, untuk memantau arus mudik Lebaran, pengelola jembatan Suramadu telah memasang belasan CCTV. "Di loket ada 3 CCTV dan satu CCTV memantau semua lajur," kata Kepala Shif Tol Suramadu, Achmari.

Menurut Achmari, jumlah tersebut belum termasuk belasan CCTV lain milik NTMC Korlantas Polri yang tersebar mulai dari ujung sisi Madura, bentang tengan hingga Surabaya. "Belasan CCTV ini untuk memantau kegiatan arus mudik serta mencegah adanya tindak kriminalitas," ungkap dia.

Data Satlantas Polres Bangkalan menyebutkan terhitung sejak Januari 2015 hingga pertengah April 2015 tercatat 60 kejadian lakalantas dengan korban meninggal dunia sebanyak 28 jiwa. Kecelakaan terbanyak di akses Suramadu.

Di Januari ada  20 kecelakaan dengan 8 korban meninggal, 13 korban luka berat dan 17 korban luka ringan. 20 kecelakaan itu mengakibatkan kerugian material mencapai Rp 96 juta.

Pada Februari tercatat 16 kecelakaan dengan korban meninggal 16 orang, luka berat 7 orang, dan luka ringan 13 orang. Ada pun kerugian material mencapai Rp 119 juta.

Sedang pada Maret dan April terjadi 24 kecelakaan. Dengan 12 korban meninggal, 7 luka berat dan 30 luka ringan. Kerugian material sebesar  Rp 89 juta.

MUSTHOFA BISRI