Bakso dan Udang Berformalin Ditemukan di Pasar Grogol

Editor

Nur Haryanto

Bahan-bahan olahan untuk membuat bakso campuran daging babi (celeng). TEMPO/Dhemas Reviyanto
Bahan-bahan olahan untuk membuat bakso campuran daging babi (celeng). TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan DKI Jakarta menemukan tahu, bakso, dan udang berformalin di Pasar Grogol, Jakarta Barat, saat menginspeksi sejumlah pedagang. Belum diketahui kadar formalin yang digunakan.

"Tadi kami menggunakan metode uji cepat, kualitatif. Untuk mengetahui berapa kadarnya akan diuji di laboratorium," kata Sri Haryati, Kepala Bidang Ketahanan Pangan DKPKP, Rabu, 17 Juni 2015.

Ia menuturkan tak ada batas toleran untuk penggunaan formalin. "Prinsipnya harus zero sum," kata dia. Sebab, formalin pada dasarnya bukan untuk pengawet ikan, tetapi untuk mengawetkan mayat. Penggunaan formalin dapat memicu kanker yang efeknya akan dirasakan lima hingga sepuluh tahun ke depan.

LIHAT: JADWAL IMSAK DAN SHOLAT RAMADAN 2015

Tahu berformalin ditemukan di dua sampel yang diambil dari sepuluh sampel. Dalam sidak ini, DPKP mengambil sepuluh sampel tahu dari dua pedagang yang berada di Pasar Grogol. Petugas peneliti menunjukkan air tahu berwarna putih berubah reaksi menjadi ungu. Apabila tahu tersebut aman, saat dites tak terjadi perubahan warna.

Sementara itu, ada dua sampel bakso ikan dan udang yang ditemukan berformalin dari 19 sampel yang diambil. Sumber formalin dalam udang diduga berasal dari air yang digunakan untuk meredam. Sementara dalam bakso ikan berasal dari bahan mentah pembuatnya.

Kepala Suku Dinas DPKP Jakarta Barat Renova Ida Siahaan akan membina seluruh pedagang di Pasar Grogol setelah inspeksi itu. "Terutama bagaimana menjaga kualitas pangan yang benar," kata dia. Selain itu, ia berjanji akan melakukan penelusuran sampai didapatkan produsen yang menambahkan bahan berformalin.

DINI PRAMITA