Begini Cara Penetapan Awal Puasa Versi Jemaah An-Nadzir

Jemaah An Nadzir melaksanakan sholat Idul Adha di perkebunan sawit, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Sabtu, 4 Oktober 2014.  Mereka menetapkan  Idul Adha 10 Dzulhijjah 1435 H jatuh pada hari ini. TEMPO/Fahmi Ali
Jemaah An Nadzir melaksanakan sholat Idul Adha di perkebunan sawit, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Sabtu, 4 Oktober 2014. Mereka menetapkan Idul Adha 10 Dzulhijjah 1435 H jatuh pada hari ini. TEMPO/Fahmi Ali

TEMPO.CO, Gowa - Sekitar 700 orang jemaah An-Nadzir di Desa Mawang, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, mulai berpuasa Rabu, 17 Juni 2015. Jemaah yang identik dengan jubah hitam dan rambut pirang itu mulai berpuasa setelah pimpinan mereka menetapkan 1 Ramadan jatuh pada hari ini.

Pimpinan jemaah An-Nadzir, Ustadz Lukman, mengatakan dalam menetapkan 1 Ramadan pihaknya mengandalkan tanda-tanda alam. Penetapan awal puasa didasarkan pada perjalanan bulan yang sudah diamati jauh hari sebelumnya.

"Sya'ban sebenarnya berakhir Selasa, 16 Juni 2015 jam 2 siang. Tapi kami genapkan dan mulai puasa hari ini," kata Lukman, Rabu.

Selain berdasarkan pengamatan bulan, penetapan awal puasa oleh jemaah An-Nadzir juga dilakukan dengan cara memperhatikan pasang surut air laut. Masuknya 1 Ramadan, menurut Ustad Lukman, ditandai dengan puncak pasang air laut pada pukul 14.00 Wita di pantai Kalongkong, Desa Bontosunggu, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar.

"Metode dengan memperhatikan tanda-tanda alam ini seperti yang telah dilakukan pendahulu di zaman nabi," kata Lukman.

Penentuan jatuhnya 1 Ramadan yang ditetapkan oleh kelompok jemaah An-Nadzir ini berbeda dengan yang ditetapkan oleh pemerintah.

Dalam sidang isbat yang digelar Kementerian Agama bersama seluruh perwakilan organisasi Islam dan perwakilan negara sahabat, ditetapkan 1 Ramadan jatuh pada Kamis besok.

AWANG DARMAWAN