Ramadan, Muslim Indonesia Matangkan Bangun Masjid di Tokyo  

Editor

Elik Susanto

Menara Masjid Jami Tokyo, di kawasan Yoyogi-Shibuya, Jepang. TEMPO/Elik Susanto
Menara Masjid Jami Tokyo, di kawasan Yoyogi-Shibuya, Jepang. TEMPO/Elik Susanto

TEMPO.COJakarta – Jumlah masjid di Jepang bakal bertambah. Dalam waktu dekat, satu masjid lagi dibangun di Tokyo. Tepatnya di kompleks Sekolah Republik Indonesia di kawasan Meguro-ku, Tokyo. Panitia pembangunan masjid mematangkan rencana tersebut pada Ramadan ini.

“Pada bulan puasa kami memastikan sudah sampai mana persiapannya. Insya Allah ground breaking pembangunan masjid dimulai 1 Syawal, bertepatan umat Islam di Jepang merayakan Idul Fitri tahun ini,” kata Ketua Masyarakat Islam Indonesia di Jepang, M. Maidiward, kepada Tempo melalui surat elektronik, Senin, 18 Juni 2015.

Menurut Maidi, rencana itu sudah mendapat persetujuan dari pemerintah Jepang maupun Kementerian Luar Negeri RI selaku pemilik lahan di Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT). “Kami memberi nama Masjid Indonesia. Pak Dubes (Yusron Ihza Mahendra) akan meletakkan batu pertama, tanda dimulainya pembangunan,” tutur Maidi, yang juga staf bidang kehutanan Kedutaan Besar RI di Tokyo.

Masjid dan musala di Jepang jumlahya sudah lebih dari seratus buah, terbanyak berada di Tokyo. Masjid tertua di Negeri Sakura adalah Masjid Kobe yang dibangun pada 1928 oleh pedagang dari India. Sedangkan masjid tertua di Tokyo adalah Masjid Kami Tokyo yang didirikan pada 1938 oleh orang Turki. Masjid yang berada di bilangan Yoyogi-Shibuya ini terbesar di Jepang dan berarsitektur khas Turki.

Apabila kelak Masjid Indonesia selesai dibangun, Maidi menjelaskan, sanggup menampung sekitar 270 orang. Masjid ini memiliki fasilitas perpustakaan dan ruang serbaguna sebagai pusat budaya Islam Indonesia. Termasuk untuk pengajian, pernikahan, serta pengumpulan zakat, infak, dan sedekah. “Setiap Ramadan, lokasi masjid yang akan dibangun dipakai tarawih pada bulan puasa, salat Jumat, dan manasik haji.”

Biaya pembangunan masjid diproyeksikan Rp 10 miliar. Pengumpulan dana dilakukan sejak 1999. Sumbangan, antara lain, datang dari mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Rp 1 miliar dan Wakil Presiden Boediono Rp 500 juta. Sumbangan itu diberikan pada 2011. Penyumbang terbesar dari PT Astra International Tbk, yaitu Rp 5 miliar. “Sisanya dari masyarakat Indonesia di Jepang dan umat muslim lainnya di Tokyo,” ujar Maidi.

Penanggung Jawab Bidang Keamanan dan Komunikasi Sosial PT Astra International Tbk Pongki Pamungkas berharap, dengan bantuan itu, warga muslim Indonesia segera memiliki tempat ibadah yang representatif. “Masjid juga bisa menjadi tempat silaturahmi, khususnya warga Indonesia di Tokyo,” ucap Pongki.

Duta Besar RI di Jepang, Yusron Ihza Mahendra, mengatakan umat Islam di Jepang terus bertambah. “Keberadaan muslim Indonesia cukup bisa diterima di Jepang, dan dari sisi populasi paling dominan. Saya kira pembangunan masjid ini sangat penting dan diidam-idamkan,” kata Yusron saat menerima wartawan dari Jakarta, termasuk Tempo, pada Rabu, 10 Juni 2015.

ELIK S.

LIHAT: JADWAL SHOLAT RAMADAN 2015