Selama Ramadan Intensitas Latihan Atlet Dikurangi

Editor

Grace gandhi

Atlet lompat tinggi putra berusaha menghindari rintangan saat kejuaraan Atletik Pra Porda di Stadion Andi Mattalata, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (27/4). TEMPO/Zulkarnain
Atlet lompat tinggi putra berusaha menghindari rintangan saat kejuaraan Atletik Pra Porda di Stadion Andi Mattalata, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (27/4). TEMPO/Zulkarnain

TEMPO.CO , Makassar: Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sulawesi Selatan akan melakukan pengurangan aktivitas latihan terhadap para atlet yang tergabung dalam program Sulsel Maju II selama bulan Ramadan. Hal ini dilakukan agar tidak mengganggu ibadah para atlet, meskipun mereka diproyeksi untuk PON Jawa Barat 2016 mendatang.

"Mayoritas atlet yang masuk program Sulsel Maju II itu beragama Islam. Itulah yang menjadi pertimbangan latihannya dikurangi," ujar Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi KONI Sulawesi Selatan, Nukhrawi Nawir, Kamis, 11 Juni 2015.

Menurut Nukhrawi, sekitar 174 atlet yang bergabung pada 26 cabang olahraga yang bakal dikurangi aktivitas. Untuk itu, KONI dan pelatih akan merumuskan program latihan yang tidak terlalu berat bagi atlet. "Kemungkinan program latihan nanti digilir cabang olahraga. Kita mulai sore, kemudian nanti dilanjut setelah solat Tarwih sampai jam 22.00 Wita," kata Nukhrawi.

Selama ini, Nukhrawi menjelaskan bahwa program latihan atlet mulai pagi hingga pukul 00.00. Sehingga, selama Ramadan maka latihan pagi akan dihilangkan sementara. "Tapi kami upayakan lakukan pertemuan dulu bersama pelatih. Untuk merumuskan program latihan atlet di bulan puasa," tutur dia.

Sementara itu, Pelatih Anggar Sulawesi Selatan, Israwati Sir Idar menambahkan jadwal latihan pagi ditiadakan seperti tahun lalu. Namun, untuk jadwal latihan setiap hari tetap seperti biasanya, yakni Senin hingga Jumat. "Hanya berkurang dua jam saja latihan, mulai 16.00 sampai 18.00 Wita. Kan hari biasa atlet latihan empat jam sehari," ucap Israwati.

Pelatih Bola Basket Sulawesi Selatan, Kurniawan, dan Pelatih Panahan, Suardi, mengatakan pengurangan waktu latihan bagi atlet memang tiap tahun dilakukan saat bulan Ramadan. " Kamia hanya tiadakan latihan pagi saja selama bulan Ramadan," ujar dia.
Selain itu, waktunya juga dikurangi dua jam dan atlet berhenti latihan sebelum berbuka puasa.

Kurniawan menambahkan selama bulan puasa pelatih juga akan menghilangkan latihan fisik. "Jadi hanya mengontrol kondisi fisik atlet saja. Paling latihan lebih kearah sistem dan skill individu," kata dia. Yang jelas, program latihan tetap dijalankan untuk menjaga kondisi atau performa atlet yang sudah terbentuk.

DIDIT HARIYADI