Jelang Lebaran, DKI Siap Kucurkan Subsidi Daging

Editor

Zed abidien

Ilustrasi daging sapi. TEMPO/Tony Hartawan
Ilustrasi daging sapi. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah DKI Jakarta siap memberikan subsidi daging sapi dan ayam bagi masyarakat. Rencananya program tersebut akan dibungkus dalam kegiatan pasar murah menjelang Idul Fitri 1436 Hijriah. "Pelaksanaannya H-4 sampai H+2 Lebaran," ujar Kepala Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pengan Provinsi DKI Jakarta Darjamuni, Kamis, 11 Juni 2015.

Darjamuni mengatakan, kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk intervensi pemerintah DKI dalam mengendalikan tingginya harga daging menjelang hari besar keagamaan dan nasional (HBKN) di seluruh wilayah DKI Jakarta plus Kepulauan Seribu. Tujuannya, agar masyarakat mendapatkan daging sapi dan ayam terjangkau yang berkualitas. "Sasaran kegiatan ini adalah warga kurang mampu," kata dia.

Agar subsidi tepat sasaran, akan dilakukan seleksi dengan melibatkan petugas kecamatan dan kelurahan. Warga yang sudah lolos seleksi ujar dia, bakal mendapatkan kupon untuk ditukarkan dengan daging yang akan dibeli. "Kami akan lakukan pengawasan cukup ketat," ujarnya.

Untuk program itu, pemerintah akan memberikan subsidi daging sapi Rp 50 ribu per kilogram, sementara daging ayam Rp 25 ribu per ekor, sedangkan jumlah daging sapi yang akan diberikan yakni 36.437 kilogram atau 36,4 ton sementara ayam sebanyak 19.500 ekor. "Kerja sama ini kami menggandeng PD Dharmajaya dan Unit Pengelola Rumah Potong Hewan (UP RPH)," ujarnya.

Berdasarkan kesepakatan dengan penyedia daging, akhirnya harga daging sapi dipatok Rp 89 ribu sementara daging ayam Rp 40 ribu, sehingga daging sapi yang dibeli masyarakat hanya Rp 39 ribu per kilogram dan Rp 15 ribu per kilogram untuk daging ayam. "Harga daging ini jelas sangat murah dan membantu masyarakat," kata dia.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia Ngadiran mendukung rencana tersebut tapi ia meminta pemerintah DKI lebih selektif dalam memilih wilayah yang akan dimasuki daging subsidi tersebut. "Jangan sampai bertempur dengan pedagang tradisional, mereka kan hidup kesehariannya dari situ juga," ujarnya.

JAYADI SUPRIADIN