Selama Puasa, Angkutan Diminta Tidak Naikkan Tarif

Editor

Zed abidien

Deretan angkutan kota dengan iklan sosialisasi caleg, memadati Terminal Depok, (2/2). Sejumlah caleg memanfaatkan kaca belakang angkot sebagai media sosialisasi kampanye
Deretan angkutan kota dengan iklan sosialisasi caleg, memadati Terminal Depok, (2/2). Sejumlah caleg memanfaatkan kaca belakang angkot sebagai media sosialisasi kampanye "berjalan". ANTARA/Andika Wahyu

TEMPO.CO, Bangkalan - Dinas Perhubungan Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, meminta para sopir angkutan tidak menaikkan tarif selama Ramadan. Kepala Seksi Lalu Lintas, Dinas Perhubungan Bangkalan, Agung Firmansyah mengatakan, imbauan tersebut demi menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok selama bulan puasa. "Kalau tarif angkutan naik, biasanya harga sembako ikut naik," katanya, Kamis, 11 Juni 2015.

Menurut Agung, berdasarkan pengalaman pada Ramadan tahun lalu, sopir angkutan baru menaikkan tarif menjelang Lebaran. Namun, untuk tahun ini, pemantauan terhadap tarif angkutan di Bangkalan dilakukan lebih awal karena saat puasa ada kecenderungan para sopir menaikkan tarif akibat sepinya penumpang. "Kenaikannya sepihak," ujar dia.

Biasanya, tutur Agung, kenaikan tarif saat bulan Ramadan sebesar Rp 2.000 tiap trayek. Namun, kata dia, sejauh ini tarif angkutan di Bangkalan masih terpantau normal belum ada kenaikan. Biasanya. "Tarif Bangkalan ke Pelabuhan Kamal masih tetap Rp 7.000 ribu," katanya.

Ketua Paguyuban Angkutan Umum Jokotole, Bangkalan, Jimhur Saros justru menilai sebaliknya. Kata dia, sopir angkutan menaikkan tarif jika harga kebutuhan pokok naik. "Jadi kalau harga sembako naik, itu karena ulah tengkulak, bukan ulah supir," kata dia.

Dia menjamin selama bulan Ramadan tidak ada kenaikan tarif angkutan. Sopir baru akan menaikkan tarif pada H-7 Lebaran karena menjelang Lebaran harga sembako akan naik luar biasa. "Setiap tahun memang begini siklusnya, jelang Lebaran tarif naik, setelah Lebaran turun lagi," ujarnya.

MUSTHOFA BISRI