Idul Fitri Ini Sea World Akan Dibuka Kembali

Editor

Kurniawan

Petugas kebersihan membersihkan kaca akuarium raksasa di Sea world Ancol, Jakarta, 1 Oktober 2014. Sea world terpaksa tutup karena masih terjadi sengketa kontrak perjanjian antara PT Pembangunan Jaya Ancol dan PT Sea World Indonesia. Tempo/M IQBAL ICHSAN
Petugas kebersihan membersihkan kaca akuarium raksasa di Sea world Ancol, Jakarta, 1 Oktober 2014. Sea world terpaksa tutup karena masih terjadi sengketa kontrak perjanjian antara PT Pembangunan Jaya Ancol dan PT Sea World Indonesia. Tempo/M IQBAL ICHSAN

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Gatot Setyo Waluyo mengatakan pembukaan kembali wahana konservasi bawah laut Sea World terhambat. Karena, perusahaannya belum memiliki izin konservasi bagi biota laut.

Menurut Gatot, sampai saat ini izin konservasi masih dipegang oleh PT Sea World Indonesia. "Kami sudah meminta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk mengevaluasi izin itu," kata dia di Candi Bentar, Putri Duyung Ancol, Senin, 8 Juni 2015.

Gatot menuturkan pengajuan evaluasi itu dilakukan karena PT Sea World Indonesia sudah tidak memiliki syarat untuk mendapatkan pengelolaan biota laut. Seperti, tidak punya tempat untuk menampung biota laut, dan tidak punya alat untuk merawat.

Karena, ucap Gatot, aset PT Sea World Indonesia sudah beralih ke PT Pembangunan Jaya Ancol. "Evaluasi itu sudah berjalan prosesnya," katanya. "Lebaran atau 17-18 Juli, Sea World akan kembali dibuka untuk umum."

Sebelumnya, Sea World sudah tutup hampir selama delapan bulan. Hal itu berawal dari kekisruhan kontrak antara PT Pembangunan Jaya Ancol, pengelola Ancol, dengan PT Sea World Indonesia, pengelola Sea World, pada 29 September 2014. Musababnya, kontrak dengan sitem build operate transfer (BOT) yang dimulai sejak 1994 berakhir pada 2014.

Dalam perjanjian itu, Ancol hanya mendapatkan royalti 5 persen dari penjualan tiket dan 6 persen dari penjualan makanan di Sea World. Pada 2014, Ancol mendapat Rp 1,69 miliar dari Sea World. Angka itu hanya 0,35 persen dari total pendapatan Ancol yang mencapai Rp 488,1 miliar di 2014.

Pada 13 Februari 2015 lalu, kisruh itu hampir berakhir. Berdasarkan akta serah terima no.36 Notaris Kumala Tjahjani, SH, MH, Mkn, Sea World pun menyerahkan seluruh asetnya kepada Ancol. Namun, sampai saat ini Sea World belum dibuka untuk umum.

Walau proses evaluasi izin konservasi sedang berjalan, kata Djarot, dia mempersilakan PT Sea World Indonesia untuk mengajukan proposal ihwal pengelolaan Sea World. "Tim kami juga sudah siap, ada kemungkinan kami yang mengelola langsung," katanya.

Direktur Keuangan PT Pembangunan Jaya Ancol, Arif Nugroho mengatakan penutupan Sea World mempengaruhi pendapatan Ancol. Pemasukan kotor Ancol pada 2014, ucap dia mencapai Rp 1,1 triliun dari berbagai bisnis, seperti real estate, pendapatan tiket, pendapatan hotel dan restoran. "Laba bersih Rp 234 miliar," katanya. Namun dia enggan menjelaskan berapa pendapatan dari Sea World.

Presiden Direktur PT Sea World Indonesia, Yongki E. Salim, tidak menjawab pesan pendek dan telepon dari Tempo. Namun, pada Maret lalu Yongki mengakatan pihaknya belum bisa mengomentari ihwal rencana pembukaan kembali Ancol dan tawaran pengelolaan. "Kami belum bisa berbicara, silakan menghubungi pihak Ancol," kata dia dalam pesan pendeknya kepada Tempo.

HUSSEIN ABRI YUSUF