Kirab Seribu Apem, Mohon Keselamatan Sang Pencipta  

Kue apem. ANTARA/Noveradika
Kue apem. ANTARA/Noveradika

TEMPO.COKudus - Ribuan masyarakat Desa Undaan Lor, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, turun ke jalan merayakan Festival Kirab Seribu Apem untuk menyambut datangnya Ramadan. 

"Kegiatan ini sebagai wujud kecintaan terhadap budaya asli daerah kami," kata Kepala Desa Undaan Lor Edi Pranoto, Ahad sore, 24 Mei 2015.

Menurut Edi, kue apem menjadi ciri khas budaya Desa Undaan Lor sejak lama. Banyak pembuat kue apem di desa itu. 

Edi berujar, kirab tersebut diharapkan bisa kembali mempopulerkan apeman dan mengangkat budaya leluhur. Sebab, belakangan ini kirab apeman sudah jarang digelar. Ini merupakan kirab apeman kedua dalam dua tahun terakhir.

Kirab apeman ini diikuti ratusan warga Desa Undaan Lor dengan membawa sembilan gunungan. Gunungan tersebut terdiri atas tiga gunungan kue apem dan enam gunungan hasil bumi, seperti sayuran dan umbi-umbian.

Kirab apeman diarak warga setempat sejauh 6 kilometer dan berakhir di makam leluhur Syekh Abdullah (Mbah Gareng), yang merupakan tokoh agama di desa tersebut. 

Setelah gunungan didoakan, warga dipersilakan mengambil apem. Dalam sekejap, gulungan tersebut sudah habis diperebutkan warga. Bahkan terlihat sejumlah anak kecil yang ikut memperebutkan gunungan tersebut.

Kemudian warga melanjutkan acara dengan membaca tahlil bersama di depan makam Mbah Gareng untuk meminta keselamatan dan berterima kasih atas rezeki yang diberikan Allah. Setelah itu, warga dihibur dengan acara barongsai dan makan soto Kudus bersama di depan makam.

FARAH FUADONA