Jelang Ramadan, Taman di Bandung Bebas PKL

Editor

Zed abidien

Bangku di Taman Air Cikapundung, terguling karena bangku di salah satu sisinya raib dicuri. Bandung, 27 April 2015. TEMPO/Prima Mulia
Bangku di Taman Air Cikapundung, terguling karena bangku di salah satu sisinya raib dicuri. Bandung, 27 April 2015. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.COBandung - Jelang bulan Ramadan, Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bandung menyiapkan petugas kebersihan dan Linmas lebih banyak di seluruh Taman. Kebiasaan ngabuburit yang dilakukan warga diprediksikan akan mengundang kehadiran para pedagang kaki lima (PKL) yang seharusnya tidak boleh berada di sekitar taman. Untuk itu Dinas Pertamanan bekerjasama dengan PD kebersihan dan Linmas, melakukan pemantauan selama Ramadan.

"Pihak kami akan bekerja sama dengan PD kebersihan dan linmas untuk mengantisipasi hadirnya PKL nakal dan warga yang tidak tertib saat beraktivitas di taman. Kami akan menaruh beberapa petugas di setiap taman di Kota Bandung," ujar Arif Prasetya, Kepala Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bandung, Kamis, 4 Juni 2015

Dipilihnya taman sebagai pusat peristirahatan warga memang banyak mengundang PKL yang menjajakan dagangannya di sekitar lokasi tersebut. Hal itu sangat disayangkan oleh Merliana, 25 tahun, seorang warga. Menurut dia, taman seharusnya steril dari pedagang karena tak jarang jajanan yang dijual menghasilkan sampah yang tercecer di area taman.

"Sebenarnya enggak masalah ada yang berjualan juga, tapi disayangkan sekali kalau ternyata dengan banyaknya pedagang taman malah jadi kotor. Warga yang enggak sadar masih banyak buang sampah sembarangan. Maka dari itu, saran saya sih jangan ada PKL kalau warga belum bisa sadar," kata Merliana.

Untuk mengantisipasi ketidaktertiban pengunjung dan PKL, sebanyak 67 petugas dan puluhan anggota linmas dikerahkan selama Ramadan. 

Arif juga mengimbau masyarakat Bandung bahwa warga boleh beraktivitas santai di taman selama Ramadan, tapi dengan syarat tidak merusak fasilitas yang ada dan mengotori taman dengan sampah plastik atau apa pun. "Silakan datang ke taman, tapi taman jangan dirusak dan jangan dikotori," tutur Arif.

DWI RENJANI