PT KAI Semarang Renovasi Gerbong untuk Lebaran

Editor

Nur Haryanto

TEMPO/Nita Dian
TEMPO/Nita Dian

TEMPO.CO, Semarang - PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasional IV Semarang menargetkan renovasi sejumlah gerbong kereta segera selesai untuk digunakan pada musim Lebaran 2015. Renovasi gerbong dilakukan untuk memaksimalkan pendapatan PT KAI selama Lebaran.

“Ditargetkan rangkaian hasil renovasi ini bisa beroperasi pada masa angkutan Lebaran 2015,” kata Kepala PT KAI Daerah Operasi IV Semarang Sucipto Susilo Hadi dalam acara serah-terima jabatan, Selasa, 19 Mei 2015.

Menurut Sucipto, renovasi itu merupakan upaya PT KAI untuk memastikan kenyamanan penumpang. “Kami berharap para penumpang bisa menjadi pelangan yang loyal,” kata Sucipto.

Program renovasi gerbong ini menyasar kereta yang selama ini menjadi andalan pemasukan PT KAI Daop IV Semarang. Pada tahap awal program ini, PT KAI Daop IV Semarang akan menyelesaikan tujuh gerbong kereta ekonomi yang akan memperkuat keberadaan kereta Kaligung Mas relasi Semarang Poncol-Tegal. 

“Yang menjadi nilai keunggulan gerbong kereta di KA Kaligung Mas ini di antaranya nilai interior kereta yang berciri khas budaya Jawa Tengah,” kata Sucipto. 

Menurut dia, renovasi gerbong kereta itu memanfaatkan material daur ulang, seperti sisa bantalan kayu yang dijadikan kursi dan gebyok di area gerbong makan. 

Adapun juru bicara PT KAI Daop IV Semarang, Suprapto, menyatakan renovasi tak hanya dilakukan terhadap kereta penumpang, tapi juga kereta barang yang melayani pengangkutan barang ke pelabuhan. “Kami terus berupaya agar program revitalisasi kereta barang dari Semarang Tawang menuju Pelabuhan Tanjung Emas cepat selesai, ” kata Suprapto.

PT KAI tahun ini membangun terminal penyimpanan peti kemas di Pelabuhan Tanjung Emas. Terminal peti kemas itu berfungsi sebagai penunjang akses kereta dari Stasiun Tawang ke Pelabuhan Tanjung Emas. “Kami sudah sosialisasi ke pengguna lahan yang menempati kawasan yang hendak dibangun,” tutur Suprapto.

Pembangunan di atas lahan seluas 5 hektare akan dilakukan pada tahun ini. Lahan itu ditempati 17 keluarga yang siap pindah setelah mendapat ganti rugi. "Kami beri uang pengganti bongkar bangunan yang permanen Rp 250 ribu per meter, sedangkan yang semipermanen Rp 200 ribu per meter," ucapnya.

EDI FAISOL