Mengais Rupiah di Pantura

Seorang warga berdiri di depan stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) MURI dikawasan Tegal, Jawa Tengah, 25 Juli 2014. SPBU ini menjadi tempat favorit bagi pemudik yang melintasi jalur Pantura untuk beristirahat. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Seorang warga berdiri di depan stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) MURI dikawasan Tegal, Jawa Tengah, 25 Juli 2014. SPBU ini menjadi tempat favorit bagi pemudik yang melintasi jalur Pantura untuk beristirahat. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Palimanan - Jalur Pantai Utara Pulau Jawa menjadi tambang rupiah bagi warga sekitarnya. Ketika Lebaran tiba, para petani jadi pedagang musiman, sementara pedagang lama meraup untung makin besar dari para pemudik.

Arul, 25 tahun, warga Desa Winong Palimanan, mengaku sudah meraup untung sekitar Rp 2 juta per hari dengan berjualan makanan di tenda di pinggir Jalan Raya Palimanan-Cirebon. Ia berjualan nasi pecel ayam, lele, berbagai minuman hangat, camilan, serta makanan cepat saji di bawah warung beratap terpal ukuran 4 x 3 meter.

"Ya, lumayan laku dengan jualan ini, banyak yang berhenti di sini. Ada juga yang hanya numpang istirahat, tidak beli apa-apa, enggak masalah," ujar Arul yang berdagang bersama ibu dan adiknya. Pada hari biasa, Arul mengolah sawahnya.

Memanfaatkan padatnya kendaraan yang melintas di Pantura, ia membuka warung makanan sejak H-2 Lebaran. "Waktu arus mudik, buka di seberang. Sekarang, di sini, mengikuti keramaian," ujar Arul, Sabtu malam, 2 Agustus 2014. (Baca: Arus Balik, Mobil di Pantura Naik 5 Kali Lipat)

Serupa dengan cerita Arul, Erni, 34 tahun, yang juga warga Winong, mengaku meraup untung lebih banyak dibanding berjualan di kantin. "Biasanya, buka kantin makanan berat. Tapi di sini jualan begini saja sudah untung lebih banyak," ujar Erni. Erni sudah berjualan sejak Jumat minggu lalu atau tiga hari sebelum Lebaran.

Saat ramai pembeli seperti semalam, omzet penjualan warung Erni mencapai Rp 500 ribu sehari. "Tapi tidak pasti. Kalau Jumat malam dan malam ini, memang sangat ramai," katanya. (Baca: Puncak Arus Balik Hari Ini)

Sementara itu, di pelataran Masjid Al-Yusro dekat markas Brimob di Palimanan, ratusan sepeda motor dan mobil terparkir sejak siang hingga dinihari tadi. Para pemudik tampak tertidur di teras dan rerumputan di sekeliling masjid.

Setiap kendaraan yang parkir ditarik retribusi sistem ikhlas. "Berapa saja diterima. Mau motor atau mobil, sama saja. Ini memanfaatkan fasilitas di sini sekaligus membantu warga sekitar," kata Brigadir Cecep Asep, staf Brimob bagian logistik yang menjadi pengawas pengelolaan parkir. Masjid ini memang dikelola oleh Brimob. Cecep mengaku, dalam semalam, timnya bisa mengumpulkan Rp 1,5-2 juta dari uang parkir tersebut. "Nanti buat perawatan masjid dan dibagi ke teman-teman yang jaga," tuturnya. (Baca: Kepadatan Kendaraan di Pantura Mulai Menyusut)

PUTRI ADITYOWATI


Terpopuler
Beredar Foto Ba'asyir Dibaiat Dukung ISIS
Ini Alasan Kominfo Belum Blokir Video ISIS
Kepanasan, Bayi 11 Bulan Tewas dalam Mobil
Polisi Klaim Miliki Identitas Aktor di Video ISIS