Jalur Padang-Bukittinggi Tersibuk di Sumatera Barat

Editor

Dwi Arjanto

Ribuan pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi antre di dermaga 3 pelabuhan Merak, Banten, (16/8). Mereka akan menyeberang ke Sumatera untuk berlebaran bersama keluarga di kampung halaman. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat.
Ribuan pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi antre di dermaga 3 pelabuhan Merak, Banten, (16/8). Mereka akan menyeberang ke Sumatera untuk berlebaran bersama keluarga di kampung halaman. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat.

TEMPO.CO, Padang - Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Barat Brigadir Jenderal Bambang Sri Hermanto mengatakan ada beberapa titik arus mudik yang menyebabkan kemacetan. Terutama di jalur Padang menuju Bukittinggi, yang berjarak 90 kilometer. 

Setiap tahunnya, di kawasan ini pasti terjadi kemacetan. Waktu tempuh normal yang biasanya 2-3 jam, di saat Lebaran bisa mencapai 10 jam. 

"Jalur tersebut padat. Jalur Padang menuju Bukittinggi, Limapuluh, hingga Riau merupakan rawan kemacetan," ujar Bambang, Senin, 21 Juli 2014.

Kata Bambang, titik macetnya terjadi di kawasan Lembah Anai, Pasar Koto Batu, dan kawasan dengan tikungan dan tanjakan tajam. Di kawasan Kota Bukittinggi juga merupakan titik kemacetan, karena banyaknya lokasi wisata di kota itu.

Di sepanjang jalur Padang menuju Bukittinggi itu, kepolisian mendirikan 10 posko pengamanan. "Di jalur ini sengaja kita perbanyak posko. Karena ini jalur utama," ujarnya. 

Bambang memprediksi, jalur mudik di Sumatera Barat akan padat sejak Jumat hingga Minggu. Sebab, Lebaran kemungkinan pada hari Senin. 

Kepala Dinas Pehubungan, Komunikasi, dan Informatika Provinsi Sumatera Barat Amran mengatakan ada beberapa jalur alternatif untuk menghindari kemacetan di jalur Padang-Bukittinggi. Yaitu di kawasan Malalak.

"Pemudik bisa melewati Malalak, yang masuk dari Sicincin menuju Kaupaten Agam," ujarnya. 

Selain itu, Kepala Dinas PU, Tata Ruang, dan Pemukiman Sumatera Barat Suprapto mengatakan pihaknya telah menyiapkan jalur alternatif lainnya. Seperti di Tanah Badantuang, Sijunjung, menuju Payakumbuh atau Batusangkar, tanpa melewati Bukittinggi. 

Lalu, Jalan Mangopoh, Matur, Palambaian, dan Palupuah, juga bisa menjadi jalan alternatif, jika terjadi longsor di kelok 44. 

"Ada beberapa jalan kabupaten/kota yang saat ini telah menjadi jalan strategis provinsi, yang bisa dimanfaatkan untuk menghindari kepadatan di jalur utama," ujarnya. Menurut Suprapto, jalur alternatif ini juga memiliki kriteria, seperti ada rest area, SPBU, puskesmas, dan rumah makan. 

ANDRI EL FARUQI

Terpopuler
Jokowi Batal Balik Jadi Gubernur Jika Ini Terjadi
Deklarasi Ansharul Khilafah Dukung ISIS Dibubarkan
Hamas Tangkap Seorang Tentara Israel
iPad Milik Korban MH17 Kirim Pesan ke Keluarga
Ahok Ngamuk Tamunya Kemalingan di Balai Kota
Tujuh Polisi Indonesia Masuk Tim Investigasi MH17