Mudik, Waspadai 84 Jalur Maut di Jawa Barat  

Pemudik dengan kendaraan roda dua memadati jalan raya Plered depan pasar Pasalaran, Plered, Cirebon, Jawa Barat, (8/4). Membludaknya pemudik dengan kendaraan beroda dua membuat kemaceta di jalur Pantura. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Pemudik dengan kendaraan roda dua memadati jalan raya Plered depan pasar Pasalaran, Plered, Cirebon, Jawa Barat, (8/4). Membludaknya pemudik dengan kendaraan beroda dua membuat kemaceta di jalur Pantura. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Bandung - Kepolisian Daerah Jawa Barat meminta pemudik mewaspadai sejumlah jalur rawan kecelakaan lalu lintas di Jawa Barat. Polda Jawa Barat mencatat sedikitnya terdapat 84 titik rawan kecelakaan. 

Menurut juru bicara Polda Jawa Barat, Komisaris Besar Martinus Sitompul, 84 titik rawan kecelakaan tersebut tersebar di sejumlah titik di jalur lintas Pantai Utara (pantura), jalur lintas tengah, dan jalur lintas selatan. ”Di Pantura ada 27 titik, jalur tengah 8 titik, dan selatan 49 titik,” ujar Martinus saat dihubungi Tempo, Kamis, 17 Juli 2014. (Baca: Puncak Arus Mudik Diperkirakan Jumat Pekan Depan)

Dari data Polda Jawa Barat, kawasan rawan kecelakaan di jalur Pantura  antara lain di jalur Srengseng-Pamanukan di kawasan Subang dan Karanganyar (Indramayu). (Baca: Lima Lokasi Rawan Kecelakaan di Pantura)

Di jalur tengah antara lain Lembang-Subang, Cadas Pangeran dan Nyalindung-Tomo di kawasan Sumedang, serta Jatiwangi (Majalengka). Adapun di jalur selatan antara lain jalur Ciloto-Puncak, Cianjur-Ciranjang, Cicalengka-turunan Nagreg-Ciaro, dan Limbangan-Gentong-Tasikmalaya. (Baca: Ini Jalur Mudik Alternatif Bandung-Tasikmalaya)

Dari data tersebut juga disebutkan bahwa setiap tahun puluhan pemudik tewas dan ratusan lainnya luka-luka akibat kecelakaan di jalur-jalur maut tersebut. Kasus kebanyakan terjadi akibat kesalahan manusia dan sisanya akibat ketidaklayakan teknis kendaraan. Sebagian besar korban adalah pemudik sepeda motor.

Martinus mengatakan polisi selalu mengingatkan agar pengendara memperhatikan kebugaran tubuh serta kelayakan dan kelaikan kendaraan sebelum melakukan perjalanan. "Periksa dulu rem, ban kendaraan. Pengemudi segeralah berhenti di rest area kalau capek atau mulai mengantuk," ujarnya.

Kepolisian, kata Martinus, tak merekomendasikan mudik menggunakan sepeda motor. ”Lebih baik gunakan angkutan umum mobil atau kereta,” ujarnya. ”Kalaupun tetap mengendarai motor, perhatikan kapasitas bobot dan keseimbangan. Jangan terlalu banyak bawa barang sehingga kenyamanan berkendara terganggu.” (Baca: PT KAI Angkut Gratis 6.300 Sepeda Motor)

ERICK P. HARDI

Topik terhangat:
Jokowi-Kalla | Prabowo-Hatta | Piala Dunia 2014 | Tragedi JIS

Berita terpopuler:
Pamer Busana Muslimah, Syahrini Dirisak Netizen
Komnas HAM Pastikan Pemanggilan Paksa Kivlan Zen
Malaysia Airlines Tertembak Misil Dekat Rusia