Ruas Jalan Tengah Jawa Timur Siap Dilalui Pemudik  

Dua pemudik beristirahat di bawah pohon saat terjadi kemacetan di hutan jati Wilangan, Nganjuk, Jawa Timur, Minggu (5/10). ANTARA/Arief Priyono
Dua pemudik beristirahat di bawah pohon saat terjadi kemacetan di hutan jati Wilangan, Nganjuk, Jawa Timur, Minggu (5/10). ANTARA/Arief Priyono

TEMPO.CO, Jakarta: Kondisi ruas jalan jalur tengah yang menghubungkan Kota Solo, Jawa Tengah, ke Surabaya, Jawa Timur, siap dilalui kendaraan angkutan mudik. Dari pantauan Tempo pada Kamis, 17 Juli 2014, jalur sepanjang 306 kilometer itu dalam kondisi baik. Hampir seluruh ruas jalan yang lubang telah ditambal.

Pekerjaan berat sudah dihentikan sejak H-30 sebelum Lebaran. Beberapa perbaikan jalan masih berlangsung tapi terlihat tidak mengganggu kepadatan lalu lintas. Seperti yang terlihat di ruas Jalan Raya Karangploso, Malang. Sepanjang 500 meter separuh jalan yang menghubungkan Batu dan Malang dari arah Kediri tersebut, masih diaspal.

Hingga kemarin, jalur mudik Ngawi-Surabaya maupun Ngawi menuju Malang terpantau lancar. Pengguna jalan sebaiknya mewaspadai beberapa titik rawan kemacetan. Di antaranya ialah Simpang Medaeng-Kletek. Pada hari biasa, volume kendaraan yang melintas terlampau padat melebihi kapasitas jalan. Diperkirakan pada saat arus mudik, kemacetan akan bertambah parah. Begitu pula dengan Simpang Kenaten, Mojokerto. Jalan yang menyempit mengakibatkan arus padat.

Titik rawan kemacetan berikutnya terdapat di kawasan Guyangan, Bagor, Wilangan, hingga di tengah hutan Saradan. Kepadatan biasa terjadi akibat antrean kendaraan yang melintasi wilayah tersebut.

Jalanan didominasi marka lurus yang berarti kendaraan dilarang mendahului. Sepanjang ruas jalur mudik tersebut, tak jarang Tempo menemui pengemudi kendaraan roda dua dan roda empat ditilang polisi. Mereka tak sabar mengemudi dan melanggar marka lurus itu.

Ketatnya pengawasan jajaran kepolisian di jalur tengah Ngawi-Surabaya diakui Kepala Bidang Humas Polda Jawa Timur Komisaris Besar Awi Setiyono. Ia mengungkapkan wilayah Caruban dan Saradan merupakan jalur rawan kecelakaan.

“Jalannya memang tidak terlalu besar, serta naik-turun karena termasuk pegunungan. Kalau ada truk tronton atau trailer melintas, jalannya pasti pelan sekali. Bagi yang berusaha menyalip, ini berbahaya,” katanya di Surabaya, Kamis, 17 Juli 2014.

ARTIKA RACHMI FARMITA

Terpopuler:
Istri Pimpinan ISIS Mantan Penata Rambut
Pamer Busana Muslimah, Syahrini Dirisak Netizen
Kiper Oblak Bergabung ke Atletico Madrid
Komnas HAM Pastikan Pemanggilan Paksa Kivlan Zen
Samsung Kuasai Pasar Tablet Indonesia