Dalam Dua Pekan, Rp 800 Miliar Uang Ditukarkan

Sejumlah petugas menghitung uang di gudang tempat penyimpanan uang Bank Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Senin 7 Juli 2014. Untuk merespon kebutuhan masyarakat dan mengurangi transaksi penukaran di pinggir jalan, Bank Indonesia menyediakan 12, 4 triliun uang cetak baru. TEMPO/Aditya Herlambang putra
Sejumlah petugas menghitung uang di gudang tempat penyimpanan uang Bank Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Senin 7 Juli 2014. Untuk merespon kebutuhan masyarakat dan mengurangi transaksi penukaran di pinggir jalan, Bank Indonesia menyediakan 12, 4 triliun uang cetak baru. TEMPO/Aditya Herlambang putra

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Departemen Pengelolaan Utang Bank Indonesia Lambok Antonius Siahaan mengatakan, sejak 1 Juli 2014 hingga hari ini, jumlah penukaran uang di seluruh Indonesia mencapai Rp 800 miliar. Adapun penarikan uang dari Bank Indonesia untuk keperluan Idul Fitri mencapai Rp 49,9 triliun dengan komposisi Rp 6,5 triliun pecahan kecil dan Rp 43,4 triliun pecahan besar. "Tapi dari jumlah itu tak semua untuk penukaran uang," kata Lambok di Lapangan IRTI Monas, Rabu, 16 Juli 2014.

Nilai uang yang ditukarkan di Monas, kata dia, sudah Rp 14,1 miliar dengan jumlah penukar 5.550 orang. "Bahkan kemarin dalam satu hari penukaran mencapai Rp 4,1 miliar. Itu hanya di Monas, belum tempat lain," katanya. (Baca juga: BI dan 13 Bank Buka Layanan Tukar Uang di Monas)

Dengan peredaran uang yang begitu cepatnya, Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald Waas mengatakan, kualitas uang akan terus meningkat. "Kalau uang baru, pasti akan terasa lebih kasar," katanya. Karena itu, kata Ronald, masyarakat harus menjaga uang agar tetap dalam kondisi baik. "Jangan sampai lecek, apalagi ditaruh di tempat basah," katanya.

Selama ini, kata Lambok, data tentang uang palsu dikumpulkan dari perbankan dan kepolisian. Kemudian data ini dipelajari untuk dilihat modus penyebaran uang palsu tersebut sebagai masukan bagi Bank Indonesia. (Baca juga: BI Sudah Distribusikan Rp 11 Triliun Uang Baru)

Temuan tersebut, kata Lambok, kebanyakan didapat dari tempat padat penduduk, seperti Jakarta, dan provinsi besar yang punya banyak kegiatan, antara lain Banten, Jawa Timur, dan Bali.

TRI ARTINING PUTRI

Berita Terpopuler

Guru JIS Diduga Pakai Obat 'Magic Stone' 
Agnes Monica Unggah Foto Nonton Bola Bareng Daniel
Dewan Pers: Karikatur Jakarta Post Bukan Pidana 
Relawan Jokowi-JK Temukan Penggelembungan Suara 
Pertama dalam Sejarah, 2 Menteri Diperiksa KPK