Razia Takjil, BBPOM Temukan Makanan Berformalin

Aneka hidangan berbuka puasa dijajakan di sebuah Pasar Takjil di Banyumas (12/7). Tempo/Ika Ningtyas
Aneka hidangan berbuka puasa dijajakan di sebuah Pasar Takjil di Banyumas (12/7). Tempo/Ika Ningtyas

TEMPO.CO, Surabaya - Maraknya penjual makanan dadakan selama Ramadan membuat Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Surabaya proaktif menggelar razia. Seperti yang dilakukan terhadap pedagang kaki lima penjual takjil sekitar Masjid Al-Akbar Surabaya, Kamis, 3 Juli 2014. 

Kepala Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan BBPOM di Surabaya, Trikoranti Mustikawati mengatakan razia yang memang menjadi agenda rutin ini semakin ditingkatkan selama Ramadan. "Di bulan Ramadan, penjual makanan kan semakin banyak. Terutama yang dadakan," ujarnya. 

Hasil razia, ada 20 jenis makanan yang diambil sampelnya. Dari sampel itu kemudian dilakukan uji kandungan kimia di mobil laboratorium keliling milik BBPOM. "Pemeriksaan dilakukan di mobil lab keliling langsung di lokasi," katanya.

Seluruh jenis makanan yang diambil sampel dicurigai mengandung bahan kimia yang berbahaya. Diantaranya mie basah, tahu putih, bakso dan sate usus yang diduga mengandung formalin. Selain itu juga buah kolang-kaling dan mutiara yang diduga mengandung zat pewarna, serta krupuk yang disinyalir mengandung rhodamin. Dari hasil uji lab, didapati mie basah yang positif formalin. (Baca:Hati-hati Makanan Berformalin di Pasar Ramadan)

BBPOM  meminta penjual makanan untuk tidak lagi membeli bahan yang berbahaya. Menurut Trikoranti, para penjual makanan itu sebenarnya memang tidak bisa disalahkan lantaran mereka tidak tahu dan tidak paham. Karenanya sosialisasi dan pengawasan terus dilakukan BBPOM. Tidak hanya ke penjual makanan tapi juga sarana distribusi, pedagang kaki lima dan pasar tradisional. (Baca: Waspada, Takjil Warna-warni Ngejreng)

Koordinator Tempat Pengelolaan Makanan Dinas Kesehatan Surabaya M Mucklas mengatakan pihaknya juga rajin melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap makanan yang dijual di pasaran. Selama Ramadhan ini misalnya, 90 foodcourt milik Pemerintah Kota Surabaya  sudah diperiksa Dinas Kesehatan. Sebanyak 95 persen diantaranya aman. Hanya 5 persen yang dinyatakan mengandung bahan kimia berbahaya. 

Menurut Mucklas, sebagian besar kandungan berbahaya yang digunakan adalah borax, formalin, zat pewarna dan rhodamin. Bahan-bahan ini bisa merusak ginjal jika dikonsumsi terus-menerus. "Kebanyakan ada di bakso, ayam, mie, hati dan kolang-kaling," ujarnya. (Baca juga: 2013, BPOM Temukan 297 Takjil Beracun)

Mucklas mengimbau agar masyarakat mewaspadai makanan yang dibeli. Yang harus dilakukan adalah memperhatikan nomor registrasi dari BBPOM dan Dinas Kesehatan, stiker hijau dari Dinas Kesehatan yang menyatakan makanan itu aman. Konsumen juga harus curiga jika mendapati makanan yang berwarna putih pucat, sangat mengkilat atau awet dalam waktu lama. Sebab, kemungkinan besar makanan itu mengandung zat berbahaya. 

AGITA SUKMA LISTYANTI

Terpopuler:
Buya Syafii Ngeri Lihat Kampanye Hitam ke Jokowi 
Ahok Ditolak Masuk ke Masjid di Jakarta 
Menteri Hidayat Usul Pajak Tas Hermes Dihapus
Jokowi-JK Banjir Dukungan Lewat Lagu 
Diskriminasi, Muslim di Xinjiang Dilarang Berpuasa