Tip Terhindar Maag Saat Puasa  

kerja pecernaan
kerja pecernaan

TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden nomor urut dua Jusuf Kalla sempat dilarikan ke rumah sakit seusai debat calon wakil presiden pada Ahad, 30 Juni lalu. Kalla diduga menderita maag.

Dokter Ary Fachrial memberikan sejumlah tip tentang keteraturan makan agar terhindar dari ancaman diare dan gangguan pencernaan, seperti maag. Selain pengendalian diri saat berpuasa, perlu diperhatikan soal keteraturan makan dengan mengurangi camilan tidak sehat.

Pakar pencernaan ini menganjurkan para penderita maag agar menghindari makanan yang menyebabkan atau memperberat gejala sakit maag. Misalnya, berpantang makanan dan minuman yang banyak mengandung gas, seperti sawi, kol, nangka, nanas, pisang ambon, buah yang dikeringkan, serta minuman yang mengandung gas atau bersoda.

"Sebaiknya hindari juga makanan yang merangsang pengeluaran asam lambung, seperti kopi, minuman beralkohol 5-20 persen, anggur putih, sari buah sitrus, atau susu full cream,” ucap Ary.

Hal penting lain yakni menghindari makanan sulit cerna yang dapat memperlambat pengosongan lambung, misalnya makanan berlemak, tar, cokelat, dan keju. Sebab, makanan itu dapat menyebabkan peningkatan peregangan di lambung dan asam lambung.

"Sebaiknya hindari makanan yang secara langsung merusak dinding lambung, seperti makanan yang mengandung cuka dan pedas, merica, dan bumbu yang merangsang,” kata Ary. Selain itu, hindari makanan yang melemahkan klep kerongkongan bawah, sehingga menyebabkan cairan lambung dapat naik ke kerongkongan, seperti cokelat, makanan tinggi lemak, dan gorengan.(Baca: Waspada, Takjil Warna Warni Ngejreng)

Penderita maag juga disarankan menghindari makanan yang mengandung sumber karbohidrat, seperti beras ketan, mi, bihun, bulgur, jagung, singkong, talas, dan dodol.

Adapun minuman manis dan tiga butir kurma merupakan menu buka puasa yang paling ideal bagi penderita maag. Setelah itu, dilanjutkan dengan salat magrib, tarawih, dan bersantap malam.

Ary juga mengingatkan, meskipun ada pengurangan asupan makanan pada bulan puasa, porsi makan malam harus tetap seperti biasa. "Jangan kalap lalu beranggapan menggeser jumlah makan siang dikonsumsi saat malam waktu berbuka puasa,” ucapnya.

Sementara itu, saat sahur, sebaiknya kita memilih makanan yang bisa dicerna dengan baik dan memperhatikan kualitasnya baik-baik. “Karena kadang-kadang saat terburu-buru kita hanya menghangatkan makanan saat sahur tanpa memperhatikan kualitas makanannya," kata Ary.

HADRIANI P.

Berita Terpopuler:
Aurel Hermansyah Makin Cantik dengan Wajah Tirus 
Iis Dahlia Pakai Seragam Polisi, Ini Komentarnya 
Jokowi-JK Banjir Dukungan Lewat Lagu 
Cerita Tiga Komedian Dukung Jokowi-JK Lewat Lagu