Kisah Seram dari Lokasi Bus Terjun ke Jurang

Editor

Pruwanto

Petugas medis membawa sebuah mayat yang mengalami kecelakaan pada Bus Karya Sari jurusan Solo-Jogja-Purwokerto di Banyumas-Buntu, (10/8). Bus yang mengalami rem blong ini masuk kedalam jurang dan menewaskan 12 orang. Tempo/Aris Andrianto
Petugas medis membawa sebuah mayat yang mengalami kecelakaan pada Bus Karya Sari jurusan Solo-Jogja-Purwokerto di Banyumas-Buntu, (10/8). Bus yang mengalami rem blong ini masuk kedalam jurang dan menewaskan 12 orang. Tempo/Aris Andrianto

TEMPO.CO, Banyumas - Jalur tengkorak Banyumas-Buntu selama ini dikenal sebagai jalur angker. Banyak kecelakaan di lokasi itu. Selain jalan berkelok naik turun, jalan itu membelah tebing dan hutan milik Perhutani yang tengah diremajakan.

"Di pohon besar tempat terjadinya kecelakaan katanya ada penunggunya, dua anak kecil," kata Karsono, 55 tahun, penduduk Desa Pageralang, Banyumas, Jawa Tengah di lokasi kecelakaan, Sabtu 10 Agustus 2013. Pageralang merupakan desa yang dilintasi jalur Banyumas-Buntu saat melihat lokasi kecelakaan.

Sebelum kecelakaan, biasanya dua anak penunggu pohon akan meminta mainan kepada juru kunci. Permintaan permainan itu merupakan kode akan adanya kecelakaan. Agar tak terjadi kecelakaan, kata dia, setiap kendaraan yang melintas di jalur itu disarankan melempar uang koin ke pinggir jalan.

Dari cerita itulah, selama bertahun-tahun bermunculan pengemis yang memungut uang receh dari orang yang melintas. "Uang receh itu agar si penunggu tak jadi mengganggu pengendara dan asik bermain koin," katanya.

Suryanto, sopir bus sebelumnya mengaku berniat membanting setir ke sebelah kiri saat tahu rem kendaraannya blong. "Tapi tak jadi karena ada pengemis di sebelah kiri, rem saya banting ke kanan dan ada kendaraan di depan," katanya. (Baca: Bus Masuk Jurang, 12 Korban Tewas)

ARIS ANDRIANTO