Muhammadiyah Juga Absen dari Sarasehan Lebaran  

Ormas Islam saat mengikuti sidang Isbath penentuan Hari Raya Idul Adha 1431 H di kantor Kementerian Agama, Jakarta, Senin (8/11). TEMPO/Subekti
Ormas Islam saat mengikuti sidang Isbath penentuan Hari Raya Idul Adha 1431 H di kantor Kementerian Agama, Jakarta, Senin (8/11). TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, Abdul Djamil, mengatakan Sarasehan Mencari Titik Temu Penentuan 1 Syawal 1434 Hijriah diikuti oleh sejumlah kalangan. Antara lain pejabat Kementerian dan instansi terkait serta sejumlah organisasi masyarakat Islam. (baca: Sidang Isbat Hari Ini Lebih Awal)

"Teman-teman dari organisasi masyarakat Islam 100 persen sudah hadir, kecuali yang tidak hadir," kata Abdul saat membuka sarasehan di kantor Kementerian Agama, Jakarta, Rabu, 7 Agustus 2013. Pernyataan Abdul disambut senyuman beberapa yang hadir dalam sarasehan.

Menurut dia, pemerintah telah mengundang Pengurus Pusat Muhammadiyah, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, dan Pengurus Pusat Persatuan Islam. Ketiga ormas Islam ini tak hanya diminta hadir untuk sidang isbat, tapi juga diminta menyampaikan metode penentuan awal Syawal 1434 Hijriah berdasarkan cara masing-masing. (baca: Sidang Isbat Hanya Ada di Indonesia)

Namun, dari ketiganya, yang memberikan konfirmasi kehadiran hanya Nahdlatul Ulama dan Persatuan Islam. "Dua-duanya sudah ada dengan makalah masing-masing," ucap Abdul. Adapun Muhammadiyah tak memberikan konfirmasi kehadiran.

Abdul menjelaskan, pelaksanaan sarasehan bertujuan untuk menginformasikan data hisab awal Syawal 1434 H kepada masyarakat. Selain itu, sarasehan dimaksudkan untuk mensinergikan penentuan awal Syawal dari sejumlah ormas Islam, yakni Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, dan Persatuan Islam. "Mereka semua kami persilakan untuk memaparkan kriteria penentuan awal Syawal."

Menurut Abdul, sarasehan ini diharapkan memberi informasi kepada masyarakat dengan lebih detail ihwal penentuan awal Ramadan dan Syawal. Soalnya, sejauh ini masyarakat hanya memperoleh informasi yang sepotong dan kurang detail. "Output kegiatan ini adalah tersampainya informasi kepada masyarakat secara komprehensif," ujarnya.

PRIHANDOKO