Pemudik Diminta Waspadai Kuliner di Terminal

Editor

Zed abidien

Penjual tajil atau makanan kecil untuk berbuka puasa. Dok.TEMPO/ Arif Fadillah
Penjual tajil atau makanan kecil untuk berbuka puasa. Dok.TEMPO/ Arif Fadillah

TEMPO.CO, Yogyakarta - Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan, Tjandra Yoga Aditama, meminta pemudik untuk lebih mewaspadai warung serta pusat jajanan yang bertebaran di terminal.

"Untuk makanan yang dijual rata-rata sudah memenuhi syarat. Hanya yang menjadi masalah peralatannya, belum bersih benar," kata Tjandra saat blusukan di sentra kuliner Terminal Giwangan, Yogyakarta, Ahad, 4 Agustus 2013.

Tjandra menuturkan, untuk warung kaki lima seperti di terminal keberadaan sumber air bersih kadang menjadi masalah. Hal ini karena banyaknya penjual yang berbagi dari satu sumber air. Akibatnya pembersihan peralatan yang digunakan baik untuk memasak ataupun untuk penyajian pun ikut tak terperhatikan maksimal.

"Untuk hal seperti ini yang harus jeli pemudik, agar lebih berhati hati saat menyantap di warung atau membeli jajanan lain usai melakukan perjalanan," kata dia.

Dalam kesempatan itu, Tjandra sempat menegur sejumlah penjual di terminal Giwangan yang dinilai masih kurang higienis dalam penyajian makanan. Misalnya saat menggunakan kain serbet kotor untuk membersihkan piring dan sendok.

"Di masa mudik seperti ini kondisi warung di dalam terminal sangat mendapat keuntungan karena meningkatnya jumlah pemudik. Namun kami minta ada pengawasan juga dari dinas kesehatan setempat melalui inspeksi mendadak," kata dia.

Beberapa hari sebelumnya, Balai Besar Pengawasan Obat dan Makananan Yogyakarta telah melakukan pemeriksaan pada pedagang yang berjualan di area makanan Terminal Giwangan Yogyakarta. Dalam pemeriksaan itu petugas BPOM menemukan sejumlah minuman ringan mengandung soda yang kadaluwarsa sejak tahun 2012.

PRIBADI WICAKSONO