Pantura Dipadati Motor, Mobil Dibuang ke Sadang  

Editor

Eni Saeni

Pemudik bersepeda motor melaju di jalur tengah Tanjungsari, Sumedang, Jawa Barat, saat arus balik, Kamis (23/8). TEMPO/Prima Mulia
Pemudik bersepeda motor melaju di jalur tengah Tanjungsari, Sumedang, Jawa Barat, saat arus balik, Kamis (23/8). TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Arus mudik dari Pantura didominasi oleh kendaraan roda dua atau sepeda motor. Sedangkan mobil lebih banyak berasal dari jalur tengah Bandung-Cirebon. Akibatnya, jalur Pantura terlihat lengang dan pengendara sepeda motor bisa melaju dengan kecepatan cukup tinggi.

Pantauan Tempo di pos polisi Palimanan, Kabupaten Cirebon, kendaraan yang berasal dari Pantura didominasi oleh sepeda motor. Di ruas Tegalkarang hingga Palimanan yang tidak memiliki pembatas jalan, sepeda motor pemudik bahkan menguasai hampir semua ruas jalan. Akibatnya, pengendara dari arah berlawanan pun harus memelankan laju kendaraannya.

Kondisi sebaliknya justru terlihat di jalur tengah Bandung-Cirebon. Di jalur ini, kendaraan didominasi oleh mobil pemudik yang telah dibuang ke jalur Sadang-Cikamurang-Cijelag-Palimanan. Padatnya kendaraan di jalur ini membuat mobil harus berjalan dengan kecepatan cukup rendah menuju Palimanan. "Dari Cijelag kami harus menempuh waktu tiga jam," kata Agus, pemudik bermobil yang hendak mudik ke Secang, Magelang.

Ini berarti, dengan jarak sekitar 55 kilometer, Agus dan keluarga harus menempuh perjalanan selama tiga jam. Ini belum termasuk waktu tempuh perjalanan saat ia berada di Purwakarta. "Masuk Purwakarta itu sekitar pukul 19.00 WIB. Tapi jam 11 siang baru sampai di Palimanan ini," katanya saat ditemui di Palimanan.

Padahal, jika memasuki Pantura, Agus berencana masuk ke tol Palikanci melalui pintu tol Tegalkarang. Tapi, karena dialihkan ke Cikamurang, dia akan masuk tol Palikanci melalui Plumbon. "Ternyata di Palimanan juga macet," ujarnya.

Agus pun menyesalkan petugas keamanan yang mengalihkan kendaraan, terutama mobil, ke Cikamurang sebanyak-banyaknya. Sebab, kemacetan parah justru terjadi di jalur alternatif. "Apa karena di jalur alternatif tidak ada CCTV? Beda dengan jalur Pantura yang terpantau CCTV," katanya.

Data di pos perhitungan Dinas Perhubungan Indramayu di Lohbener, pada H-5 kemarin atau Sabtu, 3 Agustus 2013, total kendaraan yang melewati Pantura Indramayu tercatat sebanyak 225 ribu. Dari jumlah tersebut, pemudik yang menggunakan sepeda motor mencapai 165 ribu kendaraan.

IVANSYAH