Waspadai Jalur Tengkorak Ngawi-Madiun

Editor

Dwi Arjanto

Sejumlah kendaraan arus mudik terjebak macet di jalur Pantura, Simpang Jomin di Karawang, Jawa Barat, (1/08). Tempo/Dian Triyuli Handoko
Sejumlah kendaraan arus mudik terjebak macet di jalur Pantura, Simpang Jomin di Karawang, Jawa Barat, (1/08). Tempo/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Madiun -Ruas jalan nasional mulai dari Ngawi hingga Madiun dikenal sebagai jalur tengkorak. Angka kecelakaan di wilayah ini lebih tinggi dibanding wilayah lain. Sebab Ngawi-Madiun termasuk jalur tengah perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah. 

Intensitas kendaraan baik kendaraan penumpang umum maupun angkutan niaga antar provinsi sangat tinggi di Ngawi hingga Madiun. Beberapa kali terjadi kecelakaan menonjol dengan korban tewas lebih dari lima orang dan biasanya melibatkan bus angkutan umum. Penyebab kecelakaan rata-rata karena kecepatan kendaraan yang diatas rata-rata. Di ruas jalan nasional tersebut memang tidak ada batasan kecepatan maksimal. 

Di Ngawi ada tiga titik rawan kecelakaan yang sering diistilahkan black spot. Tiga black spot itu antara lain Jalan Raya Ngawi-Solo kilometer 9-10 Desa Soko, Kecamatan Kedunggalar; kilometer 11-12 Desa Tempuran, Kecamatan Kecamatan Paron; dan kilometer 6-7 Desa Tawun, Kecamatan Padas. "Pemudik harus mewaspadai tikungan tajam di sepanjang ruas jalan mulai Mantingan hingga Ngawi (kota)," kata Kepala Kepolisian Resor Ngawi Ajun Komisaris Besar Eddy Djunaidi, Jum'at, 2 Agustus 2012. 

Sedangkan di Kabupaten Madiun, ruas jalan yang rawan kecelakaan diantaranya Jalan Raya Surabaya-Madiun di Kecamatan Saradan, Mejayan (Caruban), Balerejo, dan Nglames, serta Jalan Raya Madiun-Ponorogo meliputi Kecamatan Geger dan Dolopo. 

Salah satunya Jalan Raya Surabaya-Madiun kilometer 154-156 di Kecamatan Balerejo, kata Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Madiun Ajun Komisaris Ganang Nugroho Widhi. Di black sopt tersebut pernah terjadi kecelakaan bus Sumber Kencono yang terguling dan menewaskan enam penumpang awal tahun 2012 lalu. 

Dalam Operasi Ketupat 2013, Kepolisian Resor Madiun menyiagakan 800 personil dan mendirikan 14 pos pengamanan yang tersebar di ruas jalan termasuk yang berbatasan dengan Kota Madiun, Magetan, dan Ponorogo. 

"Tidak hanya di jalur utama, jalan-jalan provinsi yang berbatasan dengan kabupaten lain juga didirikan pos," ujar Kepala Kepolisian Resor Madiun Ajun Komisaris Besar Yusuf. Kepolisian bersama instansi terkait juga mendirikan masjid bintang dan sejumlah pos kesehatan yang menyediakan tempat istirahat dan fasilitas kesehatan bagi pemudik. 

Sementara itu ruas jalan yang rawan macet diantaranya perlintasan kereta api di Desa Kaligunting, Kecamatan Mejayan, dan Pasar Caruban. Selain rawan macet saat kereta melintas, di perlintasan tersebut juga ada penyempitan jalan yang sering diistilahkan leher botol (bottle neck). "Kami sudah menyiapkan jalur alternatif jika terjadi kemacetan di Kaligunting," ucap Yusuf. 

ISHOMUDDIN

Terpopuler