Ramaikan Ramadan, Kampus Gelar Acara Khusus  

Editor

Nur Haryanto

Mahasiswa Universitas Atmajaya Jakarta. TEMPO/Subekti
Mahasiswa Universitas Atmajaya Jakarta. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta- Kampus-kampus besar di Indonesia memiliki tradisi berbeda-beda dalam memperingati Ramadan. Tahun ini, di Universitas Airlangga, Surabaya, ada acara pementasan Kyai Kanjeng oleh Emha Ainun Najib dalam tablig akbar besok. Di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, pekan Ramadan antara lain diisi oleh diskusi publik dengan mengundang tokoh nasional dan pekan jurnalistik.

Menurut Hubungan Masyarakat Universitas Airlangga, Bagus Ani Putra, Emha pernah menjadi pembicara di Unair tiga tahun lalu. "Yang membedakan dengan tahun lalu, adanya Emha Ainun Najib," kata Bagus kemarin. Tahun ini, Unair menargetkan 1.700 orang akan memadati Airlangga Convention Center Kampus C Universitas Airlangga, tempat tablig akbar.

Rektorat Unair dan Unit Kegiatan Mahasiswa Kerohanian Islam juga mengadakan iktikaf pada 2 Agustus 2013. Diperkirakan ada 600 orang yang akan mengikutinya di Masjid Nuruzzaman.

Di tingkat fakultas, Unit Kegiatan Mahasiswa Kerohanian Islam juga menggelar acara sendiri, antara lain kajian rutin tiap sore menjelang berbuka puasa, buka puasa bersama, kompetisi takjil, dan Airlangga Ramadan Training yang sudah berlangsung 12-14 Juli lalu.

Unair juga bekerja sama dengan Dharma Wanita dalam mengadakan pembagian paket bahan kebutuhan pokok dan memberi santunan kepada 2.000 anak yatim.

Meski cukup banyak acara yang disiapkan, Bagus mengakui Ramadan tahun ini tidak semeriah tahun sebelumnya. Pasalnya, bulan puasa kali ini bertepatan dengan libur mahasiswa. "Jadi, kemungkinan mengerahkan mahasiswa dan anggota jemaah agak minim, karena banyak yang libur," kata Bagus.

Ketua Panitia Ramadan di Kampus (RDK) Masjid Kampus UGM 2013, Hardy Santosa Sundoro, mengatakan panitia berusaha memperkaya kegiatan yang berorientasi penguatan wacana. Sejak 7 Juli hingga 28 Juli, mereka rutin menggelar sesi diskusi publik pada Minggu pagi yang menghadirkan tokoh nasional sebagai pembicara. Yusuf Kalla, Mahfud Md., Muhammad Nuh, dan Ali Ghufron Mukti adalah sebagian tokoh nasional yang berhasil didatangkan dalam acara itu.

Kedatangan tokoh-tokoh nasional, kata Hardy, sering memikat banyak jemaah untuk mengikuti kegiatan di Masjid UGM. Tema-temanya juga populer. Misalnya Jusuf Kalla bicara soal kepemimpinan, Mahfud Md. membahas pembaruan hukum, dan Ali Ghufron Mukti membahas halal-haram obat. "Dengan mengundang mereka bisa menarik banyak peserta dan ada tambahan sumbangan," ujarnya.

RDK UGM, kata Hardy, juga diperkaya dengan sejumlah agenda pengasahan kemampuan anak-anak muda dari kalangan mahasiswa dan pelajar SMA. Dia mengatakan kegiatan yang paling menarik ialah Festival Film Pendek Islami yang menarik minat ratusan pelajar dan mahasiswa. Kegiatan ini merupakan kompetisi pembuatan film pendek yang dipadukan dengan pelatihan singkat dengan pemateri sutradara terkenal, seperti Ifa Isfansyah.

Tahun ini juga ada kegiatan pesantren jurnalistik. Kegiatan ini mendapat dukungan sejumlah alumni Jemaah Shalahudin yang berkarier sebagai petinggi di perusahaan media. Pelatihan ini, kata dia, memikat banyak mahasiswa sehingga ada niat melanjutkannya di masa luar Ramadan sebagai aktivitas tambahan di Masjid UGM.

Direktur Youth Studies Centre Fisipol UGM, Najib Azca, mengkritik kegiatan Ramadan di kampusnya saat ini belum banyak diperkaya oleh kajian-kajian substantif yang membahas beragam perspektif mengenai gagasan keislaman kontemporer. "Pada era 80-an, ketika belum ada demokrasi, diskusi mahasiswa saat Ramadan ada dalam kerangka mengkritik sistem kekuasaan," ujarnya.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM | AGITA SUKMA LISTYANTI

Topik terhangat:

Anggita Sari
| Bisnis Yusuf Mansur | Kursi Panas Kapolri

Baca juga:
Jokowi Blusukan: `Pemerintah Kebobolan`

Dipaksa Minta Maaf, Ahok Telpon Haji Lulung

Dahlan Iskan Bakal Calon Presiden dari Demokrat