Anton Medan: Contohlah Buya Hamka Saat di Penjara

Editor

Nur Haryanto

Anton Medan. TEMPO/Imam Sukamto
Anton Medan. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan warga binaan Lembaga Pemasyarakatan Lowokwaru, Malang, Jawa Timur, duduk bersila di Masjid At-Taubah, Rabu pekan lalu. Mereka mendengarkan ceramah agama yang disampaikan oleh Anton Medan, Ketua Umum Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI). "Ini kegiatan rutin selama bulan puasa," kata narapidana bernama Nur Hasan.

Selama bulan puasa, para penghuni penjara menggelar pengajian dan kajian kitab dari sejumlah ulama dan dai. Selain itu, mereka menggelar tarawih dan tadarus bersama. Sedangkan kegiatan buka dan sahur dilakukan di masing-masing blok tahanan.

Sejumlah narapidana kasus terorisme juga terlibat aktif dalam kegiatan keagamaan. Misalnya, Muhammad Cholily, terpidana kasus bom Bali yang menyembunyikan Dr Azhar di sebuah rumah kontrakan di Kota Batu, Jawa Timur. Azhari kemudian tewas dalam sergapan tim Densus 88 pada 9 November 2005.

Cholily biasanya salat berjemaah, tarawih, dan tadarus di masjid. Namun, Cholily tidak tampak dalam ceramah agama kali ini. "Dia tak bersedia ditemui wartawan," kata Nur Hasan.

Dalam ceramahnya, Anton Medan, yang bekas preman ini, berharap para warga binaan memperbanyak ibadah, doa, dan zikir selama Ramadan. Selain untuk meminta ampunan, Ramadan, kata dia, juga menjadi ajang introspeksi diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Anton Medan mencontohkan banyak tokoh dunia yang sebelumnya menjalani hukuman di penjara. Misalnya, Nelson Mandela yang menjadi Presiden Afrika Selatan dan Xanana Gusmao yang menjadi presiden pertama Timor Leste. "Contohlah Buya Hamka. Selama di penjara, dia banyak menulis kitab dan buku," kata Anton.

Menurut dia, narapidana merupakan orang-orang cerdas dan pintar, tapi bertindak tidak benar. Mereka yang dipenjara, katanya, belum tentu penjahat. “Sedangkan banyak pejabat yang menjadi maling dan merampok uang negara. Mereka belum sial saja. Doakan agar segera bertobat, jangan dibenci," katanya.

Kepala Penjara Lowokwaru Malang, Herry Wahyudiono, menganggap Anton Medan merupakan tokoh agama yang patut diteladani. Ia sebelumnya dikenal sebagai preman yang sering keluar-masuk penjara. Tapi sekarang menjadi dai yang mengajarkan nilai-nilai agama.

"Semoga warga binaan bisa meneladani Ustad Anton Medan," katanya. Masjid At-Taubah yang berdiri di tengah kompleks LP Lowokwaru Malang ini setiap hari menampung ribuan jemaah hingga ke luar masjid.

EKO WIDIANTO

Topik Terhangat:
Gempuran Buku Porno|
Anggita Sari | Bisnis Yusuf Mansur | Kursi Panas Kapolri | Bursa Capres 2014

Berita Lainnya:
SBY Tawarkan Solusi untuk Krisis Mesir 

Zonkey, Hasil Kawin Antara Zebra dan Keledai 

Suap MA, KPK Bidik Pelaku Selain Mario dan Djodi

Rachell Dougall, Teman Ratu Narkoba Kerobokan?