Perbaikan Ruas Jalur Utama Pantura Subang Selesai

Editor

Alia fathiyah

Perbaikan jalan di jalur Pantura. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah
Perbaikan jalan di jalur Pantura. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

TEMPO.CO, Subang - Perbaikan di sejumlah ruas jalur utama Putara (Pantura) Subang, Jawa Barat, memasuki H-10 sudah tuntas dikerjakan. Tapi, masih saja di sebagian ruas jalur paling padat dilalui arus mudik lebaran itu ada yang belum nyaman untuk dilalui.

Berdsasarkan pemantauan Tempo, di sepanjang 45 kilometer Pantura Subang, mulai dari Gamon di tapal batas Karawang sampai jembatan Sewo di perbatasan Indramayu, tampak sudah tak ada lagi pekerjaan yang mengerjakan tambal sulam.

Sebagian besar permukaan badan jalan sudah tampak rapi. Namun, di jalan ruas antara Sukasari-Pamanukan dan Pusakanagara, masih cukup banyak lubang-lubang kecil yang belum ditutup aspal. "Para pekerjanya sudah pada pulang," ujar Halim, warga Pamanukan.

Ia menyesalkan masih cukup banyaknya lubang kecil yang belum ditambal karena membuat pengguna jalan terutama pemudik bersepeda motor masih tetap kurang nyaman untuk melintasinya. "Terutama di lajur dua dan tiga," imbuh Halim.

Dari tiga lajur jalan yang membentang dari arah Jakarta menuju Cirebon, hanya satu lajur yang sudah bisa dilalui dengan nyaman, yakni lajur satu yang nyaris sudah bersih dari bopengan. Di lajur dua dan tiga, kecuali menyisakan bopengan juga bekas-bekas tambal sulam yang permukaan jalannya lebih tinggi satu sentimeteran dari permukaan asal, kurang nyaman dilalui.

"Jangan coba-coba melepaskan tangan saat memacu sepeda motor jika sedang melaju di lajur dua dan tiga, bisa berakibat fatal," ujar Zaenal, seorang warga Sukasari, yang mengaku sudah menjajal rute Pantura mulaui Gamon-Sewo sejauh 45 kilometer pasca perbaikan.

Kepala Satuan Lalu-lintas Polres Subang, Ajun Komisaris Riicko Taruna, meskipun jalur Pantura sebagian besar sudah diperbaiki dan siap dilalui pemudik, tetap saja mewanti-wanti agar tetap berhati-hati, terutama para pemudik bersepeda motor.

"Terutama pada saat terjadi cuaca panas ekstrim dan hujan," ujarnya. "Kami minta, kecepatan kendaraan tidak boleh melebih 60 kilometer per jam." Ia mengaku sudah memasang rambu-rambu tentang wanti-wanti tersebut di setiap perbatasan dan lokasi strategis.

NANANG SUTISNA

Berita Lain:
Ramadan di Etiopia

Masjid Jami Hasanuddin, Tonggak Islam Kalimantan

Ramadan Pertama Altalarik Bersama Anak

Selama Lebaran Puskesmas di Malang Siaga 24