Sejarah Panjang Hidangan Buka Puasa Putu Pisang

Putu Pisang di Cipaganti, Bandung. TEMPO/ ADITYA HERLAMBANG PUTRA
Putu Pisang di Cipaganti, Bandung. TEMPO/ ADITYA HERLAMBANG PUTRA

TEMPO.CO, Jakarta--Bosan dengan menu kolak untuk berbuka puasa? Menu putu pisang ini bisa dicoba. Adalah Rumini,70, penjual kue putu pisang yang hingga kini masih ada. Wanita asal Jamblang ini mengaku sudah berjualan putu pisang sejak 40 tahun yang lalu. "Alhamdulillah bulan puasa ini pesanan kue putu pisang cukup tinggi," katanya. Sekalipun tidak setinggi bulan puasa setahun sebelumnya, namun Rumini tetap bersyukur.

Namanya juga putu pisang, kue putu yang satu ini memang memakai pisang sebagai taburan di atasnya. Inilah yang membedakan kue putu pisang dengan kue putu lainnya. Untuk pengolahannya Rumini masih menggunakan cara tradisional. Seperti ketan dan beras yang hingga kini masih ditumbuk secara tradisional. "Rasanya beda kalau digiling pakai mesin," kata wanita yang lancar berbahasa Indonesia ini.

Di bulan puasa ini, Rumini mengaku bisa menghabiskan 10 kg tepung yang terdiri dari 8 kg tepung ketan dan 2 kg tepung beras. Di bulan-bulan biasa, Rumini mengaku hanya mengolah 8 kg tepung yang terdiri dari tepung ketan dan beras. Kedua tepung tersebut kemudian disatukan dan dibuatkan adonan. Setelah itu dicampur menggunakan parutan kelapa.

Adonan itu kemudian mulai dimasak. Pemasakan pun sangat sederhana, yaitu menggunakan gerabah layaknya memasak serabi. Namun sebelumnya gerabah diolesi menggunakan minyak goreng agar adonan tidak terlalu lengket di gerabah. Menggunakan kayu bakar atau arang, dimulailah proses pembakaran. Tapi terlebih dahulu adonan diratakan menjadi bulat tipis menggunakan daun pisang klutuk.

Setengah setengah matang, di atas kue kemudian ditaburi potongan pisang. Yang dipilih Rumini adalah pisang tanduk. Akhirnya, kue putu pisang pun masak dan siap dimakan.

Proses pembuatan kue putu pisang ini cukup mudah dan sederhana. Namun sejarahnya tidaklah sesederhana pembuatannya. "Sejak buyut saya sudah membuat kue putu pisang ini," katanya. itu berarti Rumini merupakan generasi keempat pembuat kue putu pisang.

Rumini mengaku dulu buyutnya bekerja pada pembuat kue keturunan Tionghoa di daerah Jamblang, Kabupaten Cirebon. saat itu buyutnya bertugas menumpuk ketan dan beras menjadi tepung. Ternyata sang majikan selalu memasok kue-kue putu buatannya ke Mayor Tan Tjin Kie, saudagar kaya raya yang ada di Cirebon saat itu.
Setelah menguasai teknik pembuatan kue, buyut Rumini pun mulai berusaha untuk membuat kue sendiri secara kecil-kecilan. Ternyata sang majikan justru mendukungnya dan mulailah mereka bekerja sama membuat kue putu pisang ini.

Kue putu pisang ini termasuk makanan kalangan elit saat itu. Orang-orang kaya keturunan Tionghoa dan Arab termasuk kalangan keraton merupakan pelanggan tetap kue putu pisang ini. Bahkan hingga kini Rumini pun mengaku sering mendapatkan pesanan jika ada orang-orang keturunan Tionghoa melakukan hajat. "baik ada selamatan maupun kematian, putu pisang banyak dipesan mereka," katanya. hari ini saja Rumini mengaku mendapatkan pesanan dari seorang keturunan Tionghoa sebanyak 300 buah kue putu pisang yang katanya akan dihidangkan untuk peresmian tokonya. "Kalau ada pesanan seperti itu, saya buatnya di rumah. Kalau disini ya untuk yang membeli sehari-hari," katanya.

Berjualan dari pagi, kue putu pisang buatan Rumini bisa tahan dua hari. "Saat ini banyak yang membeli untuk berbuka puasa," katanya. menurut Rumini, saat ini orang-orang lebih banyak tahu kolak sebagai hidangan berbuka puasa. Padahal sejak dulu kue putu pisang untuk dipakai untuk hidangan berbuka puasa. Biasanya kue putu pisang ini dihidangkan bersama dengan teh poci. Rasa putu pisang yang gurih sangat cocok dihidangkan bersama teh poci bersama gula batunya.

Rumini pun selalu menjaga kualitas kue putu pisang olahannya. Diantaranya dengan menggunakan bahan-bahan berkualitas. Untuk tepung beras misalnya ia mengambil dari beras pandang wangi. Sedangkan untuk pisang dipilih pisang tanduk yang juga matang. "menjaga kualitas penting untuk menjaga pelanggan tetap setia," katanya.

Tertarik membeli kue putu pisang? Harganya sangat murah. Satu kemasan berisi 5 lembar kue putu pisang hanya dijual seharga Rp 7.500. Jika dibeli dari pedagang kue eceran biasanya satu lembar kue putu pisang dijual seharga Rp 2 ribu. Cukup murah untuk hidangan berbuka puasa.

IVANSYAH

Terhangat:

Front Pembela Islam | FPI  | Bisnis Yusuf Mansur | Aksi Chelsea di GBK


Baca juga:

Lebaran, Kereta Solo-Yogyakarta Ditambah

Jalan Beton Pantura Bahayakan Pemudik Motor

Mangindaan: Tarif Angkutan Lebaran Tak Naik

BMKG: Saat Arus Mudik, Curah Hujan Masih Tinggi