Selama Ramadan, Anton Medan Sibuk Dakwah di LP

Anton Medan. Tempo/Dian Triyuli Handoko
Anton Medan. Tempo/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Malang - Ketua Umum Persatuan Islam Tionghoa Indonesia, Anton Medan, sibuk keliling Nusantara setiap bulan puasa. Ia melakukan dakwah, ceramah agama, dan menghadiri berbagai acara diskusi. Selama dua hari ini, misalnya, ia berceramah di Lembaga Pemasyarakatan Porong Sidoarjo, Lowokwaru, dan LP Wanita Sukun Malang. "Sore diskusi di perguruan tinggi di Surabaya," kata Anton, Rabu, 24 Juli 2013.

Jadwal kegiatan dakwah Anton di dalam lembaga pemasyarakatan padat selama Ramadan ini. Ia berharap kehadirannya di LP dan bertemu para narapidana bisa menyuntikkan motivasi agar setelah bebas nanti mereka bisa menjadi manusia yang lebih baik. "Sebanyak 147 lembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan di Indonesia sudah saya datangi," katanya.

Ia juga menceritakan masa kelamnya selama menjalani kehidupan di balik terali besi. Anton Medan mulai merasakan gelapnya sel penjara sejak berusia 12 tahun karena kasus pembunuhan. "Saya membunuh karena kepepet, barang-barang saya dirampas," kata pria yang punya nama lahir Tan Hok Liang ini.

Akibat perbuatannya, ia dihukum 4 tahun penjara. Setelah bebas, perilaku Anton makin brutal. Ia melakukan serangkaian perampokan dan pembunuhan. Bahkan ia pernah sekaligus merampok 16 toko emas dan 20 nasabah bank.

Anton telah menghabiskan waktunya di dalam penjara selama 18 tahun di 14 lembaga pemasyarakatan berbeda. Setelah menjalani hukuman, hidupnya berbalik 180 derajat. Anton yang hanya mengecap pendidikan sekolah rakyat selama enam bulan ini mulai memperdalam agama Islam. "Jadi ustad tak sulit, hidup semakin tenang," kata dia.

Anton menunjukkan pena merek Dupont yang dilapisi emas seharga Rp 6 juta. Pena di kantong bajunya itu tak hanya digunakan untuk menulis, tapi sekaligus menjadi status sosial. Pena itu juga dia pakai sebagai penanda untuk menunjukkan bahwa dirinya bekas penjahat yang telah tobat menjadi ustad. "Jadi penjahat itu bukan pilihan hidup," kata Anton.

EKO WIDIANTO