Jalur Pantura Masih Banyak yang Bopeng  

Editor

Eni Saeni

Sejumlah pekerja menggunakan alat berat menyelesaikan perbaikan jalan di jalur pantura Brebes, Jateng, Rabu (17/7). ANTARA/Oky Lukmansyah
Sejumlah pekerja menggunakan alat berat menyelesaikan perbaikan jalan di jalur pantura Brebes, Jateng, Rabu (17/7). ANTARA/Oky Lukmansyah

TEMPO.CO, Bandung - Janji Kementerian Pekerjaan Umum untuk dapat menyelesaikan perbaikan jalur utama Pantai Utara (Pantura) Subang pada H-15 menjelang Lebaran ternyata meleset. Hingga H-14, masih ada sejumlah ruas yang kondisi jalannya masih retak-retak dan bolong-bolong.

Penyusuran Tempo, sepanjang Rabu siang, 24 Juli 2013, mulai dari persimpangan Jomin, Karawang, hingga Jembatan Sewo di tapal batas Subang-Indramayu sepanjang 60 kilometer mengisyaratkan kondisi jalan yang benar-benar sudah siap dilalui pemudik baru di ruas simpang Jomin-Gamon hingga ke Ciasem.

Adapun di sepanjang ruas Sukasari-Pamanukan dan ruas Pusakajaya-Pusakanagara masih ada ratusan lubang dengan ukuran sekitar 25 sentimeter, dengan kedalaman rata-rata hingga lima sentimeter. Ada puluhan lubang lainnya selebar 2 meter dengan kedalaman 5 hingga 10 cm yang masih tampak menganga.

Di depan, atas, serta di bawah jembatan layang Pamanukan juga masih terdapat lubang-lubang yang cukup membahayakan kendaraan, termasuk sambungan cor beton yang tak rata.

Kerusakan yang masih cukup parah berada di jalur B jurusan Cirebon-Jakarta, yang disiapkan untuk arus balik. Hampir di seluruh ruas, mulai dari Jembatan Sewo hingga Ciasem, masih banyak lubang yang menganga dan retakan-retakan yang membahayakan.

Jika pengendara, terutama sepeda motor, dalam kecepatan tinggi dan tidak hati-hati, kondisi tersebut bisa menimbulkan kecelakaan, terutama pada saat terik matahari dan turun hujan.

Badru, seorang mandor kontraktor PT Hutama Karya yang sedang memperbaiki ruas Sukasari-Batangsari, mengatakan perbaikan tidak bisa dituntaskan sesuai target H-15 karena masih banyaknya lubang yang harus ditambal sulam. "Lubang gede yang harus ditambal sulam masih ada puluhan, dan semuanya akan beres pada H-10," ujarnya.

Tambal sulam dilakukan dengan cara mengerok permukaan aspal hingga kedalaman 10 cm menggunakan bor. Setelah itu baru dilakukan tambal sulam. "Ruas jalan di sini rusak terus karena tanahnya labil," ucap Badru.

Kepala Satlantas Polres Subang, Ajun Komisaris Ricko Taruna, mengatakan, sesuai perjanjian, empat kontraktor yang mengerjakan perbaikan di ruas Pantura Subang menyatakan sanggup menuntaskan pekerjaannya pada H-15. "Tapi ternyata meleset," ujarnya. "Setelah H-10 semuanya harus kelar. Kalau tidak, semua pekerjaan harus dihentikan," ujarnya.

NANANG SUTISNA