Jalur Alternatif Cijapati-Garut Layak Dilewati  

Editor

Alia fathiyah

Kemacetan terlihat di jalur mudik yang tengah diperbaiki, di Jalan KH Noer Ali, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (19/7). TEMPO/Subekti
Kemacetan terlihat di jalur mudik yang tengah diperbaiki, di Jalan KH Noer Ali, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (19/7). TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Nagreg - Jalur Ciluluk-Cijapati-Kadungora cukup layak dilalui pemudik berkendaraan non-bus tujuan Garut pada Lebaran tahun ini. Sebagai alternatif jalur Nagreg-Garut yang acap sangat padat setiap menjelang Lebaran, kondisi fisik jalan sepanjang 18,5 kilometer mulai Ciluluk ini terbilang mulus, meski cukup mendaki dan berliku saat mendaki Cijapati.

Untuk mengakses jalur alternatif ini juga tak sulit. Pengguna tinggal mengikuti petunjuk arah di jalur Cileunyi-Nagreg, tepatnya di kawasan Parakan Muncang. Lalu belok kanan menuju kawasan Cicalengka dan belok kanan lagi di simpang Warung Peuteuy menuju Ciluluk.

Hanya, dari pantauan Tempo, Jumat, 19 Juli 2013, jalur Warung Peuteuy-Ciluluk sekitar 5 kilometer masih saja memprihatinkan seperti tahun-tahun sebelumnya. Setelah belok di simpang Warung Peuteuy, misalnya, Tempo langsung disambut jalan butut.

Jalan penuh lubang yang sebagian tengah diperbaiki ini harus ditempuh sedikitnya sepanjang dua pertiga perjalanan ke Ciluluk. Kondisi fisik baru berubah mulus setelah belok kiri sesuai petunjuk arah di depan sebuah pompa bensin. Inilah jalur Ciluluk-Cijapati.

Jalur ini juga sudah dilengkapi lampu penerangan jalan umum. Tiang penerangan berikut lampu pada puncaknya yang menjulur ke arah jalan cukup banyak berjejer di sisi jalur sejak mendaki Cijapati. Saat Tempo melintas jelang sore, beberapa lampu di jalur puncak Cijapati tampak menyala kekuningan.

"Lampunya (penerangan jalan umum) dari bawah sampai sini menyala terang kalau malam," ujar Hendri, warga setempat yang saat disapa Tempo tengah asyik mencangkul lahan di sisi Jalan Cijapati, Jumat, 19 Juli 2013. Alhasil, sampai larut malam, ada saja mobil bahkan sepeda motor yang melintas ke arah Bandung atau Garut.

"Apalagi nanti beberapa hari jelang Lebaran bakal ramai kendaraan yang melintas. Tahun lalu, mulai tiga hari sebelum Lebaran, banyak kendaraan yang lewat meskipun malam hari," kata pemuda 20-an tahun itu.

Namun, saat melintasi jalur ini malam hari, pengendara memang mesti ekstra hati-hati. Sebab, seperti umumnya jalur selatan Jawa Barat, penerangan jalan umum di jalan Cijapati-Garut juga tak merata. Dalam interval yang tak jelas, tiang lampu penerangan jalan hanya berdiri hingga batas Kabupaten Bandung-Garut di Kampung Ciheuleut.

Selepas Ciheuleut, nyaris tak tampak lampu penerangan jalan. Padahal, justru saat memasuki wilayah Kabupaten Garut yang jauh dari permukiman warga inilah jalur mulai menurun curam dan agak bergelombang.

"Di jalan yang menurun sebelah selatan itu yang suka terjadi kecelakaan. Sekitar sebulan lalu ada mobil terperosok di situ," kata Hendri. Absennya lampu jalan umum ini, termasuk di kawasan permukiman Rancasalak, sekitar 8 kilometer hingga persimpangan jalur alternatif dengan jalur utama Jalan Raya Kadungora, Garut.

ERICK P. HARDI

Berita Lain:
Bom Polsek Rajapolah Berisi Detonator dan Gotri

Mapolsek Rajapolah Tasikmalaya Dibom

'Sandungan' dalam Negosiasi Damai Israel-Palestina

Pemda Bisa Bekukan Kegiatan FPI

Belanja Pemain Klub Prancis