Pemudik di Tanjung Perak Diprediksi Stagnan

Seorang porter membantu membawa barang penumpang KM Dobonsolo, diterminal Gapura Surya, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, (8/14). Naiknya jumlah pemudik membuat pendapatan sejumlah porter meningkat hingga 50-100 ribu rupiah sehari. TEMPO/Fully Syafi
Seorang porter membantu membawa barang penumpang KM Dobonsolo, diterminal Gapura Surya, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, (8/14). Naiknya jumlah pemudik membuat pendapatan sejumlah porter meningkat hingga 50-100 ribu rupiah sehari. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Surabaya - Jumlah pemudik yang menggunakan transportasi laut melalui Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, diperkirakan tidak akan mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Sebab, pemudik ke luar Jawa lebih tertarik naik pesawat daripada kapal laut. "Apalagi, harga tiket pesawat sekarang murah," kata Kepala Hubungan Masyarakat PT Pelindo III, Edi Priyanto, Jumat, 19 Juli 2013.

Edi mencontohkan, frekuensi penerbangan Surabaya-Banjarmasin pulang pergi sudah semakin banyak. Hal ini yang menyebabkan pemudik malas untuk menggunakan kapal laut. Dengan pesawat udara, selain waktunya lebih cepat, tingkat kenyamanannya juga lebih bagus.

Menurut Edi, pada 2012, jumlah pemudik di Pelabuhan Tanjung Perak hanya mencapai 131.835. Jumlah itu mengalami penurunan 19 persen dibandingkan pada 2011 yang mencapai 163.480 penumpang. "Tahun ini, kalau pun naik, mungkin hanya 5 persen. Tapi bisa jadi malah turun," ujar Edi.

Untuk mengantisipasi jumlah arus mudik tahun ini, Kepala Otoritas Pelabuhan Tanjung Perak, Nyoman Gede Saputra, mengatakan pihaknya telah menyiapkan 34 kapal yang terdiri dari kapal roll on roll off (ro-ro) semi penumpang dan full penumpang. Namun, ia mengaku belum membicarakan soal kesiapan armada kapal-kapal tersebut dengan pemiliknya. "Masih akan kami rapatkan pada 24 Juli 2013," kata dia.

ARIEF RIZQI HIDAYAT